15 : Jadi Lebih Baik
"Merasa ditakuti kerap kali membuat lupa diri, meski menyenangkan baiknya harus dihentikan."
— Sheza —
🦋🦋🦋
Pagi di hari senin ini, langit biru tampak sempurna dihiasi awan-awan putih berarak tipis. Tanpa sepengetahuan Papa, aku meminjam mobil Sean untuk pergi ke sekolah.
Cowok itu punya mobil namun tidak pernah dipakai, mungkin dipakai hanya untuk sekedar memanasi mesin saja. Sebelum ada Alvian, Sean lebih memilih berangkat ke sekolah dengan Papa dan Ryan atau kalau tidak naik angkutan umum. Setelah ada Alvian, Sejauh ini Sean selalu menumpang mobil Alvian.
"Queen, mobil baru?" tanya Echa.
"Mobil Abang gue."
"Kok gue baru tau?"
"Harus banget gue jelasin?" ketusku.
"Gaperlu, sih." Echa cengengesan.
Sesaat kemudian Inka menyiku lengan Echa sambil tertawa renyah. "Pagi-pagi udah bikin Sheza naik darah lo!"
Menguap kecil lantas aku meninggakkan area parkiran, Echa dan Inka bergegas mengikutiku dari belakang.
"Lo sama Al gimana, She?" tanya Inka disela langkah kami.
Mataku sedikit melebar disodori pertanyaan seperti itu. Menghela napas perlahan, aku menaikkan bahu.
"Gimana apanya?"
Inka mendahului langkahku, berjalan mundur menghadap ke arahku dengan wajah berseri-seri.
"Di party tempo hari dia berantem sama Julian, mereka saling adu pukul-pukulan kayak di film-film action gitu. Gila, keren banget!"
"Dah tau."
Echa lari kecil menyamai langkahku ikut bercerita, "Hampir aja anak-anak komunitas mau taruhan siapa yang menang, tapi mendadak Julian dibisikin Alvarez sesuatu. Jadi dia pergi gitu aja, deh."
"Dan lo tau gak, She, gimana cara Al bawa lo pergi dari Mansion Vincent?" tanya Inka sangat bersemangat.
"Gimana?"
"Lo digendong sama dia!"
Jawaban itu berhasil membuatku cengo, langsung berhenti melangkah detik itu juga. Aku memandang Inka dan Echa bergantian.
"Berati semua orang liat dong?"
Inka mengangguk. "Lesya sampe pecahin gelas yang dia pegang, mungkin saking tercengangnya. Haha ...."
"Kayaknya bentar lagi rumor lo pacaran sama Al bakal kesebar, deh," imbuh Echa. "Lo gak jadi putus, 'kan?"
***
Bel istirahat berdering nyaring, Bu Rini mengakhiri kegiatan mengajar pada jam pertamanya lalu semua anak berhamburan bagai semut yang rumahnya terpijak manusia.
Di ambang pintu sudah berdiri Sean yang membuat gadis-gadis centil di kelasku sangat heboh.
"DIEM!" betakku pada gadis-gadis brisik itu dan mereka langsung diam memilih meninggalkan kelas.
Aku menghampiri Sean diikuti Echa dan Inka.
"Hari ini Sheza ngapain aja?" tanya Sean seperti biasa kepada dua temanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/347430618-288-k70672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...