52 : I Hate You
“Dari sekian banyak jenis permainan, mengapa hatiku yang kamu pilih?”
— Sheza —
🦋🦋🦋
Sepertinya baru kemarin Alvian sampai di Indonesia, dan sekarang aku harus mengantarnya lagi ke Bandara. Satu minggu terasa sangat singkat bersama Alvian.
Kali ini hanya aku yang mengantar Alvian, Om Alvaro sedang ada pertemuan penting dengan kliennya, sedangkan Sandra tidak bisa meninggalkan kerja kelompok. Gadis itu sangat ambisius.
"Next time we will meet again. Please, don't be sad," katanya menghapus air mata di kantung mataku. "Nanti setelah kamu lulus kita langsung nikah, dan kita bisa bareng-bareng terus. Cuma sebentar lagi kok."
"Janji kita harus nikah?"
— Seminggu yang lalu —
"Al, balik ke UK kapan?" tanya Bunda.
Hujan turun dengan sangat lebat sesaat setelah aku dan Alvian sampai rumah, kami baru pulang dari wahana bermain setelah seharian menghabiskan waktu bersama. Sambil menunggu hujan reda, Papa dan Bunda menyuruh Alvian bertamu di rumah dulu.
"Minggu depan, Bun," jawab Alvian.
Tak lama Bik Jum datang membawa nampan berisi kopi dan teh hangat. Dia susun di atas meja.
"Lumayan singkat, ya, liburan kamu?" sambung Papa. "Oh iya, She, nanti kalau sudah lulus mau kuliah di mana?"
"Mau sama Alvian, Sheza mau kuliah di UK."
Papa mengerutkan kening, menatap aku dan Alvian bergantian. Aku jadi canggung diperlakukan seperti itu, merasa dicurigai prihal yang tidak-tidak.
"Kalian pacaran, dan mau berada di tempat yang sama tanpa pengawasan orang dewasa?"
"Alvian gak akan ngapa-ngapain Sheza kok, Pa, kita cuma pengen bareng-bareng aja nempuh pendidikan di tempat yang sama. Iya, 'kan, She?" sahut Alvian.
Aku langsung menganggukinya.
"Boleh kok," sambung Bunda.
"Serius, Bun?!" sentakku dan Alvian kompak dengan mata berbinar.
"Bun?" tegur Papa.
"Tapi harus ada ikatan," lanjut Bunda.
"Maksudnya?" Mataku menyipit.
Tiba-tiba Bunda membisikkan sesuatu pada Papa, setelahnya mata lelaki itu membulat.
"Kayak kita dulu, Bun?" sentak Papa kaget.
Bunda mengangguk.
Ha? Bukannya dulu Papa dan Bunda dijodohkan lalu menikah saat mereka masih SMA? Artinya aku dan Alvian....
"Vei, orang tua kita dulu pemikirannya kolot, jangan disamain sama kita yang hidup di jaman sekarang dong," tampik Papa. "Sheza dan Alvian masih kecil."
"Bener juga, sih," jawab Bunda kembali berpikir.
"Bunda nyuruh Sheza sama Alvian nikah biar bisa kuliah bareng di UK?" tanyaku.
Alvian yang baru paham konteks pembicaraan Papa dan Bunda langsung terkesiap. Dia menatapku penuh tanya.
"Alvian mau banget, Bun, tapi harus ngomong dulu sama Bang Alvaro," sahut Alvian.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Roman pour AdolescentsSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...