19 : Laura
“Apakah akan baik-baik saja jika orang lama kembali hadir di saat aku tidak tahu siapa pemilik asli singgasana di hatimu?”
— Sheza —
🦋🦋🦋
"Jadi Julian bawa orang buat mukulin Alvian, terus pas lo mau lindungin Alvian lo malah kena pukul sampe pingsan?" tanya Inka setelah aku bercerita tentang apa yang terjadi semalam.
Hari ini kami melewatkan jam pertama dengan mengobrol di rooftop gedung sekolah. Di mana sejak belasan tahun lalu semenjak terjadinya tragedi siswa berprestasi yang bunuh diri di rooftop, pihak sekolah melarang keras muridnya memasuki area itu, jika ada yang melanggar maka sanksinya adalah dikeluarkan dari sekolah.
Sanksi yang mengerikan, tapi aku Sheza. Mana mungkin Kakek tega mengeluarkan aku dari sekolah.
"Sumpah, She, semalem Alvian kece abis di Sirkuit VA, dia nyari-nyari lo sama Lian. Untung aja gajadi dikeroyok anak Black Lion gara-gara dia nonjokkin Alvarez DKK," tutur Echa.
"Saking kesetanan tuh cowok, hampir Max gabisa ngontrol situasi," imbuh Inka disambut tawa oleh Echa.
"Terus gimana?" tanyaku penasaran.
"Max dibantuin salah satu cewek Dead Star, kayak dihipnotis, Alvian langsung nurut kayak kucing," jawab Echa. "Kayaknya mereka kenal deket, deh."
"Lesya? Tiffany? Atau siapa?"
"Sebelumnya kita gapernah ketemu dia. Kata Freya, Laura abis vakum satu tahun lebih dari komunitasnya dan muncul lagi semalem."
"Laura?" Dahiku mengerut. "Cantik?"
"Cantik gak menurut lo, Ka?" tanya Echa menoleh Inka seperti ragu menjawab.
"Masih cantik lo kok, She," jawab Inka.
Echa mengangguk cepat.
"Gausah boong, pasti cantik, 'kan?"
"Yaaa... emang di atas rata-rata, sih, tapi yakin, deh, lo jauh lebih di atas dia."
Mulai detik ini seketika aku jadi penasaran dengan sosok Laura.
***
Menunggu Sandra menemui Alvian untuk meminta izin, aku duduk di halte bus sambil bermain hp. Di jam terakhir tadi aku mengajak gadis itu pergi jalan-jalan sepulang sekolah dan dia setuju.
"Sheza, udah," ucap Sandra yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingku.
Beruntungnya di waktu bersamaan bus datang, kami langsung naik dan berhenti di sebuah OPTIK. Wajah Sandra memperlihatkan raut agak terkejut saat aku membawanya menemui Dokter spesialis mata si pemilik OPTIK. Sebelumnya kami sudah menjadwalkan peretemuan ini, beliau adalah teman arisan Bunda, jadi kami cukup kenal satu sama lain. Aku pun menghubungi beliau melalui bantuan Bunda.
"Hai, Tante?" sapaku cipika-cipiki dengan Dokter muda nan cantik itu.
"Hallo, Sayang... kamu apa kabar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...