05 : Penjelasan
“Aku bukan susah diatur, hanya saja bosan diabaikan yang berujung sedikit membangkang.”
— SHEZA —
🦋🦋🦋
Pukul 12 malam aku baru sampai rumah. Hanya aku dan dua temanku yang pulang duluan, sedangkan yang lain masih berpesta alkohol di sirkuit VA.
Lampu teras mati, saat menaruh mobil di garasi, kulihat mobil Papa sudah terparkir di sana juga. Tampaknya mereka sudah pulang dari merayakan ulang tahun Sean. Tumben rumah dibiarkan gelap gulita.
Terserahlah, itu memudahkanku menyelundup masuk ke dalam rumah.
Jalan mengendap ke samping rumah, seperti biasa aku masuk melalui jendela gudang. Setiap pergi diam-diam atau pulang terlalu malam, aku selalu masuk lewat jendela gudang. Karena kalau Papa mengetahui aku melanggar peraturan rumah yang mengharuskan pulang di bawah jam 10 malam, bisa habis aku oleh amukannya.
Lompat ke dalam, kakiku salah mendarat. Jadilah aku terkilir.
"Ah!" Segera mulut ini kukatupkan rapat, mataku memejam menahan sakit bercampur linu setengah mati.
"Sialan," umpatku lirih.
Tubuhku memergik ketika lampu gudang hidup. Derap langkah mendekat, aku pun mendongak. Tamat sudah riwayatku.
"Mimpi apa Papa dianugerahi anak yang susah diatur seperti kamu?!" sentak lelaki itu menarik lenganku.
"Aw ... aduh, Pa, kaki Sheza!"
Tanpa mendengar perkataanku Papa menarik lenganku keluar dari gudang. Kulihat Bunda turun dari anak tangga menghidupkan semua lampu, kemudian disusul Sean dan Sandra yang mungkin terbangun karena mendengar kegaduhan di bawah.
"Pa, jangan kasar! Omongin baik-baik aja," kata Bunda membelaku.
"Anak ini gabisa diajak bicara baik-baik! Sheza udah keterlaluan, Vei. Sabar kita hanya disepelekan oleh dia!"
Papa mendorongku duduk di sofa, tidak ada yang bisa kulakukan selain menunduk dalam sambil menangis sesenggukan.
"Papa kurang baik apa dalam mendidik kamu, Sheza? Papa tau kamu sering keluyuran malam dan pulang lewat jendela gudang. Papa diam karena Papa mencari waktu yang pas untuk menangkap basah kamu."
Aku tertegun mendengar ucapan Papa. Jadi selama ini Papa tahu?
"Papa tidak pernah bosan memberi nasehat untuk anak-anak Papa bersikap jujur dan mematuhi aturan yang Papa buat. Papa berharap kamu bisa berubah, tapi enggak sama sekali. Kamu tambah menggila!"
"Sheza cuma kesepian, Pa! Di rumah sendiri pun Sheza merasa jadi orang asing. Bagi Sheza keperdulian kalian hanya sekedar formalitas sebagai orang tua!"
"SHEZA!" teriak Papa dengan emosi, tangannya terangkat hendak melayangkan pukulan kepadaku.
"Ziano, jangan keterlaluan!" teriak Bunda menahan tangan Papa.
Wajah lelaki itu merah padam, tangannya gemetar dengan mata berkaca.
"Pukul, ayo, pukul!" seruku berderaian air mata.
"Sheza, cukup! Hormati Papa kamu!"
"Kalian itu sama aja! Pilih kasih!" Terpaksa kalimat yang sudah aku tahan sejak lama lepas begitu saja.
"Lo apa-apaan, sih, She?!" Sean mendekatiku dengan tatapan tajam.
Papa dan Bunda tertegun, begitu pula dengan Sandra yang tampak kaget melihat kekacauan di rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Novela JuvenilSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...