24 : Official?
“Jangan segan menyingkirkan rasa tidak nyamanmu demi alasan sudah terbiasa, karena terkadang hidup juga perlu perubahan.”
— Sheza —
🦋🦋🦋
Mengunci pintu kamar, aku melempar tas ke atas ranjang. Tak berselang lama ponselku mengeluarkan suara notifikasi, aku mengeluarkan benda pipih itu dari saku.
Julian mengirimkan pesan suara.
"Jam 7 malem nanti ayo ketemu di restoran gue, kalo gak dateng, bakal gue jemput."
Dahiku mengerut. Gak Julian, gak Alvian, keduanya membuatku sinting!
Membahas sedikit tentang pekerjaan Julian yang aku ketahui, terlepas dari sifatnya yang ambisius dalam mendapatkan apapun yang dia inginkan, Julian merupakan pemilik sekaligus CEO induk perusahaan ALESSANDRO Company yang menjalankan beberapa jenis usaha di bidang jasa yang sudah terkenal di lingkup ASEAN.
Beberapa yang kuketahui merupakan perhotelan, restoran, taksi online, dan salah satunya ada Kasino yang hanya dia jalankan di Kamboja dan Singapura.
Tidak heran jika banyak wanita berebut ingin memilikinya. Tak hanya tampan dan masih muda, dia juga tajir melintir. Namun sejauh ini hal yang perlu dikagumi dari Julian ialah ... aku belum pernah mendengar kabar perselingkuhan tentangnya.
Tok... Tok...
Sontak aku menoleh ke arah pintu. Begitu aku membukanya, seorang cowok yang masih mengenakan seragam sekolah berdiri di ambang pintu. Tanpa babibu Alvian menyerahkan sebuah buket bunga dan kotak merah pagi tadi ke pelukanku.
"Saya tidak suka ditolak," ungkapnya lalu berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Aku masih cengo mencerna apa yang telah dilakukan Alvian barusan. Menggidikkan kepala, aku kembali menutup pintu, membawa pemberian Alvian ke dalam kamar.
"Emang apa, sih, isinya?" gumamku membuka kotak merah itu.
Sebuah dress menawan warna biru tua kupandangi lama. Kemudian aku membaca surat di dalam kotak yang berisi:
"Walaupun belum pernah mengukur tiap jengkal tubuh lo secara langsung, gue rasa dress ini akan muat di tubuh lo. Berharap pacar gue suka dress ini." - Alvian.
Aku meremas kertas itu kuat, melemparnya asal sampai mendarat di bawah kolong sofa.
"Pacar tai anjing lah!" umpatku.
Seseorang menelepon, aku sudah kesal duluan setelah melihat namanya. Tapi mau tak mau aku harus mengangkat panggilan itu.
"Apa?" ketusku.
"Suka?"
"Apa?"
"Dress yang gue kasih."
"Gak! Nih, ambil lagi."
"Bohong, pasti suka. Gue tau selera lo."
"Sotoy!"
Alvian tertawa garing. "Pake buat nanti malem. Gue mau ajak lo ke suatu tempat. Tenang aja, gue udah minta izin Bunda Vei dan Papa Ziano."
"Izin?!" sentakku setengah tak percaya. "Gabisa, gue udah ada janji sama orang lain."
Tidak mungkin aku membiarkan Julian datang ke rumah. Cowok itu sangat nekat, aku yakin dia tidak bercanda dengan ucapannya.
"Batalin. Pergi sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...