36 : Berakhir
“Akhirnya semua yang dekat akan kembali asing pada waktunya.”
— Sheza —
🦋🦋🦋
Jujur sepanjang mengikuti pelajaran, aku tidak bisa fokus. Aku terus memikirkan kerumitan yang terjadi antara aku, Alvian, dan Laura.
"She, ditungguin, tuh," celetuk Inka.
Aku tersentak langsung menoleh ke depan kelas, berharap yang dimaksud Inka adalah Alvian. Tapi nyatanya dia Sean. Setelah guru mengakhiri jam pelajaran, Sean masuk menghampiri Sandra lalu kepadaku.
"Mau ke kantin bareng gak, She?" tawar cowok itu yang telah menggeser posisiku ke prioritas kedua setelah pacarnya.
"Gak, deh, ogah banget jadi obat nyamuk," tolakku disambut tawa oleh Inka dan Echa.
Sean senyum kecil mengacak rambutku pelan, menggelengkan kepala lalu dia menggandeng Sandra keluar kelas.
"Duluan, ya, temen-temen!" pamit Sandra hanya kubalas senyum seadanya.
Beberapa saat kemudian, aku mengajak Inka dan Echa keluar kelas.
"Cha, tolong dong lo langsung ke kantin, pesen menu yang kek biasanya terus bawa ke rooftop. Gue lagi males ngeliat suasana rame," pintaku.
"Okey!"
Aku dan Inka berpisah dengan Echa di koridor, kami berdua langsung menuju rooftop. Saat melintasi kelas 12, tak sengaja aku berpapasan dengan Alvian yang tengah berbincang bersama temannya di depan kelas cowok itu.
Dia hanya melirikku sekilas dan lanjut fokus mengobrol. Sempat menautkan alis, lantas aku memalingkan wajah seolah tak melihat atau bahkan mengenalnya. Aku sudah pasrah dengan hubungan kami selanjutnya, meski sejujurnya sangat berat bagiku menjalani situasi ini.
Bersama Alvian aku berhasil mengenal perasaan aneh yang sangat-sangat berbeda, dan aku yakin bahwa rasa itulah yang orang-orang sebut sebagai cinta. Baru kali ini ada lelaki yang mampu membuatku hampir gila mencintainya.
"She, lo sama Alvian kenapa?" tegur Inka seolah menyadari keasingan antara aku dan cowok itu.
"Gapapa."
"Putus? Atau cuma lagi berantem biasa?"
"Liat aja nanti."
Membuka tumpukan kardus di rooftop, aku meraih sebungkus rokok yang kusembunyikan di sana. Mengeluarkan satu batang lalu menyalakannya, aku menyenderkan tubuh di punggung kursi, menatap langit yang cuacanya sedang cerah sangat berbanding terbalik dengan kondisi hatiku.
Terdengar suara decitan seseorang membuka pintu rooftop, pasti Echa. Suara derap langkahnya semakin dekat, dan tiba-tiba menyahut kasar rokok di tanganku dari belakang.
"Bangsat lo!" umpatku langsung berdiri dan berbalik badan.
Terdiam seribu bahasa ketika tahu bahwa yang kini ada di hadapanku bukanlah Echa, melainkan Alvian dengan postur tinggi tegapnya. Cowok itu menyuruh Inka keluar, gadis yang dalam kondisi tertegun itu langsung sadar dan segera menuruti Alvian.
Setelah Inka menghilang dari pandangan kami, Alvian menarik tanganku cukup kencang dia benturkan tubuhku ke dinding. Tidak sakit, tapi cukup memancing emosi.
Plak!
Kutampar wajah Alvian sampai pipinya merah, kemudian dia langsung mengurung tubuhku menggunakan kedua tangannya yang bertumpu pada dinding. Kami beradu pandang sama-sama saling melempar tatapan sengit.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...