32 : Pembalasan
🦋🦋🦋
Hampir satu jam aku mengintai gedung besar ini. Bersembunyi di antara orang-orang yang berlalu lalang di depan gedung agensi.
Aku duduk di sebuah bangku, memakai kacamata hitam dan bertudung hoodie. Sebenarnya aku tidak yakin jika Laura ada di tempat ini, tapi apa salahnya mencari gadis itu di sini? Karena hanya tempat ini yang kurasa paling masuk akal sering dia kunjungi.
"Iyaaaa, ini baru sampe! Langsung ke ruang meeting Mama, 'kan?"
Mendengar suara yang akrab di telinga, seketika aku menaikkan pandangan, melihat gadis yang tengah aku tunggu-tunggu keberadaannya melintas di depanku sambil mengangkat telepon.
Senyum miring, aku berdiri, lari kecil di belakang Laura kontan menendang betisnya dengan kuat.
"Ah, shit!" umpat gadis itu.
Berdiri di hadapannya, aku membuka kacamata, mengukir smirk lantas langsung lari. Seperti yang aku inginkan, Laura mengejarku. Aku membawanya ke tempat yang lebih sepi, masih di area gedung Crystal Models.
"Nyari gara-gara lo, ya?! Jangan mentang-mentang di belakang lo ada Julian, nyali gue gak akan pernah ciut berhadapan sama bocah bau kencur kayak lo!"
"Tenang aja, apa yang nantinya bakal terjadi di sini, gue pastiin cuma kita berdua yang tau," jawabku dengan ekspresi meremehkan.
Laura terdiam, keningnya mengerut seolah bingung dengan kata-kataku. Melangkah maju, kami berdiri saling berhadapan dalam posisi sangat dekat.
Srett...
Bibir Laura menganga lebar tampak kaget, matanya mendelik sesaat setelah kugores pipinya menggunakan pisau lipat milik Julian yang masih ada padaku.
"ANJIIIINGGG...!!!" jerit Laura berusaha meraih wajahku.
Dengan sigap aku berhasil menghindar, spontan menyahut kayu di bawah kaki yang tak sengaja tertangkap pandanganku, lalu memukul pundaknya sampai gadis itu tersungkur. Aku melancarkan aksiku, memukuli Laura dengan gila seperti yang dia lakukan beberapa hari lalu padaku.
Gadis itu teriak-teriak minta tolong, namun pikiranku terlanjur kalut. Bukannya lari aku malah membuang kayu, dan lanjut menendangi tubuh Laura sampai merasa puas.
Dari kejauhan aku bisa melihat dua orang security tengah celingukan mencari sumber suara. Hingga tiba-tiba seseorang menarik tanganku, membawaku lari menuju belakang gedung.
Di dekat pagar, Alvian membuka tudung kepalaku.
"Lo ngapain nyerang Laura tanpa alasan? Mau jadi sok jagoan?!" tanya Alvian nadanya meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...