09 : Undangan
🦋🦋🦋
Mataku mengerjap saat sorot cahaya menerpa wajah, mengintip sekejap lalu langsung berguling ke samping memunggungi jendela yang tirainya baru saja dibuka Bunda.
"Sayang, buruan bangun, kasian Alvian nungguin kamu," ucap Bunda duduk di tepi ranjangku lalu mengusap rambutku dengan lembut.
Sontak mataku terbuka sempurna, aku langsung beringsut duduk.
"Bang Sean, Sandra, Ryan?"
"Ryan diantar Papa, Sandra naik mobil bareng Sean."
"Kok Abang gak nungguin Sheza, sih?"
Bunda terkekeh kecil seraya mengusap pipiku. "Mereka terlalu rajin buat kamu yang hidup seperti Larry."
"Hehe ... terus Alvian? Dia sengaja nungguin Sheza, ya, Bun?"
"Dia bangun kesiangan, jadi sekalian Bunda minta buat bareng kamu aja. Mobil kamu kan masih disita sama Papa."
Bunda bangkit meraihkan handuk untukku, menarik tanganku agar segera beranjak dari ranjang yang sangat nyaman ini. Bunda menggiringku masuk ke dalam kamar mandi.
"Cepet mandi, seragam dan perlengkapan sekolah Bunda bantu siapin."
"Thank you, Buuuunnn ...."
"Not at all, Darling."
***
Klakson berbunyi nyaring untuk kesekian kali, sehingga membuat aku melangkah tergesa segera masuk ke dalam mobil.
"Bisa santai gak, sih?" kesalku melirik Alvian sinis.
"Siapa yang nyuruh lo duduk depan?"
Dahiku mengerut. "Ha?"
"Gue yakin lo udah denger."
"Lo nyuruh gue duduk belakang gitu? Gue pacar lo, anjing!"
"Untuk sekedar status 'kan? Kayak yang lo mau, tugas gue cuma buat Julian biar gak resein lo lagi."
Aku melongo mendengar ucapannya, tidak bisa membantah karena sebagian besar ucapannya memang benar.
"Mending gue naik taksi!" sungutku.
Keluar dari mobil Alvian, aku menutup pintu mobil sport cowok itu dengan kencang. Di waktu bersamaan Bunda lari dari teras.
"SHEZA!" panggil wanita berparas ayu, siapa lagi kalau bukan Bundaku. "Hp kamu ketinggalan, nih. Yang teliti dong, She."
Benar, aku lupa tidak membawa ponselku saat keluar dari kamar tadi.
"Cepet berangkat, keburu telat."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Genç KurguSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...