30 : Keributan
🦋🦋🦋
"Lo nunjukkin apa, anjir, ke nyokap gue?" kekehku setelah kami berada di dalam mobil.
"Fakechat, untung sebelumnya gue udah antisipasi," jawab Inka.
"Terus lo nulis apa?" Pertanyaanku diwakilkan oleh Echa.
"Gue bikin seolah-olah nyokap gue minta izin ke Tante Vei biar Sheza dikasih nginep buat acara makan-makan di rumah gue lah. Apa lagi?"
"Beruntung banget gue punya temen kayak lo," kataku menepuk-nepuk tangan Inka yang tengah mengemudikan mobil.
Sampai di rumahnya, aku baru tahu jika orang tua gadis itu sedang di luar kota. Jadi hanya ada Inka dan pembantunya di rumah, plus aku dan Echa sekarang.
Aku duduk di ranjang Inka, melihat Echa membongkar tas isi pakaian yang akan ia kenakan nanti malam. Begitu juga Inka yang tengah kebingungan memilih baju di lemarinya.
Membuka ponsel, aku kaget saat mendapati nomor tidak dikenal mengirimkan sebuah pesan.
+62××××
|Lo tau, She? Selain janji, perkataan juga harus ditepati
Lo siapa?|
|Lo bilang bakal ngasih gue waktu 3 bulan buat bikin lo jatuh cinta
|Tapi gimana caranya gue ngelakuin itu kalo lo ngehindarin gue kayak gini?Julian?|
|Let's meet up
Blocked
"SHE!"
Ponselku terjatuh lantaran terkejut saat Echa memanggilku.
"Ada sesuatu? Muka lo pucet gitu," tanya Echa. "Mana fokus banget sama hp."
"Gada. Ngapain manggil gue?"
Gadis itu berputar, menunjukkan pakaian dengan rok pendeknya sambil memegangi dress hitam di hanger.
"Bagus yang gue pake atau yang di hanger?"
"Udah gue bilang bagus yang lo pake juga," sahut Inka.
"Diem, gue nanya the queen of fashion stylist."
"Yang lo pake," jawabku.
"Serius?"
"Tuh 'kan gue bilang apa? Selera gue sama Sheza tuh sama," kata Inka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...