SHEZA | 33

33.9K 1.4K 121
                                    

33 : Kupu-Kupu

33 : Kupu-Kupu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Saat sedang rebahan sambil bermain ponsel, tiba-tiba pintu kamar diketuk. Suara Alvian memanggil-manggil namaku, bergegas aku turun dari ranjang, membenarkan rambut sebentar lalu membuka pintu menemui Alvian.

"Iya?"

"Mau jalan?" tawar Alvian. "Gue udah izin Papa Ziano dan dibolehin."

"Malam ini?" tanyaku memastikan. "Sekarang?"

Alvian mengangguk. "Gamau?"

"Mau! Ke mana?"

"Ke mana aja asal berdua."

Aku terkekeh kecil. "Harusnya lo bilang dari sore tadi gak, sih? Yaudah tunggu, gue siap-siap bentar."

"Oke, gue tunggu di sini."

Mengamati penampilan Alvian, aku baru sadar jika pakaian cowok itu sudah rapi. Hal itu membuatku tergesa-gesa bersiap diri.

Memakai tanktop dipasangkan dengan celana pendek, lalu melapisinya menggunakan salah satu sweater pemberian Julian, aku hanya memakai liptint lalu kembali keluar menemui Alvian.

"You look so stunning tonight," puji Alvian mengulurkan tangannya.

"Dih, gombal, ketauan banget buayanya."

Menjabat tangan Alvian, kami turun anak tangga sambil bergandengan. Tidak lupa berpamitan ulang pada Papa dan Bunda yang sedang mengobrol santai di ruang keluarga, meski tadi katanya Alvian sudah berpamitan. Kemudian aku dan Alvian bergegas pergi naik mobil.

"Maaf, gue belum bisa sepenuhnya lindungin lo," tutur Alvian melirikku sekilas lalu fokus kembali pada jalan. "Harusnya gue ada di sana dan belain lo, bukan Julian."

"Never mind, gue gak selemah itu," jawabku. "Buktinya tadi siang gue berhasil bales dia."

Obrolan kami berlangsung hingga mobil berhenti di sebuah parkiran yang ada di pasar malam. Aku agak kaget, karena beberapa waktu lalu saat aku melewati tempat ini sama sekali belum ada pasar malam. Dari mana Alvian secepat itu mengetahuinya?

Cowok itu membukakan pintu mobil, mempersilahkan aku keluar lalu menggandengku menuju keramaian.

Tempat ini penuh warna, aku menyukainya. Wahana dan penjual beragam aksesoris, makanan, serta baju berjajar teratur memanjakan mata. Alvian menarikku pada penjual gelang.

"Is it cool?" tanya Alvian menunjukkan gelang perak dengan liontin berbentuk kupu-kupu.

"That's pretty."

Cowok itu langsung meraih tanganku, menggulung sweater untuk memasangkan gelang kupu-kupu cantik itu ke pergelanganku. Mengangkat tangan ke atas, aku memandangi gelang itu dengan background taburan bintang di langit malam sana. Tanpa sadar senyumku merekah.

SHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang