03 : Paparazzi
“Tidak perlu meremehkan diri sendiri. Manusia sempurna itu tidak ada, mereka hanya pandai memainkan perannya.”
— Sheza —
🦋🦋🦋
Menjauh dari keramaian, aku dan dua temanku kembali pada rombongan kami. Meski tergabung dalam satu wilayah dan sering melakukan pertemuan seperti saat ini, tiap organisasi tidak pernah berbaur satu sama lain. Hanya saling mengenal dan mungkin sedikit mengobrol, cukup sekedar itu.
"Udah tau yang namanya Al?" tanya Freya dengan kekehan kecil seperti sedang menertawakan rasa penasaran kami terhadap Al.
"Alvian, dia kakel kita, Frey," jawabku langsung diangguki Inka dan Echa.
Tampak Freya menautkan alis, seperti tidak yakin dengan apa yang baru saja aku katakan.
"Dia tinggal di Bali, mana mungkin sekolah di Jakarta? Al emang dari keluarga kaya raya, tapi apa gak terlalu buang-buang waktu kalo dia harus pulang-pergi tiap hari andai meski dia punya jet pribadi?"
"Sheza bener, Frey, Al emang kakak kelas kita. Tepatnya anak pindahan, dia baru pindah di SMA Athena sama keponakannya yang juga temen sekelas kita dari dua bulan lalu," celetuk Echa.
Freya menoleh Inka, lantas dibalas anggukan serius oleh gadis itu.
"Abang Alvian yang merupakan temen ortu gue lagi ke luar negeri buat pengobatan nyokapnya. Sekarang dia sama keponakannya tinggal di rumah gue," jelasku yang sontak membuat tiga gadis di hadapanku agak memergik lantaran kaget.
Mata Inka dan Echa membulat lebar.
"Lo serius, She?" tanya Inka memastikan.
"Ada muka gue bercanda?!"
Freya langsung menutup bibirku dengan jari telunjuknya, memberi isyarat agar aku tidak berbicara lebih jauh lagi tentang Alvian. Freya mendekat, diikuti Inka dan Echa.
Kemudian pemimpin Slayer Girls itu berbisik, "Hal ini cukup kita aja yang tau. Gue gamau kita bermasalah sama Dead Star. Soalnya selama ini Max bener-bener udah ngelindungin privasi Al. Sekarang tindakan paling tepat yang harus kalian ambil, cukup pura-pura gak kenal sama Al. Ngerti?"
Aku, Inka, dan Echa mengangguk serempak tanda setuju dengan yang baru saja disampaikan oleh Freya.
Usai membicarakan persoalan Al, kami mengobrol dengan gadis Slayer Girls yang lain. Tapi aku tidak fokus dengan arah obrolan itu, entah mengapa aku terus mencuri pandang kepada Alvian yang tidak berhenti bermain dengan para gadis-gadisnya.
Aku seperti masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi sekarang. Benarkah dia Alvian yang belum lama ini kutemui? Bagaimana bisa seseorang yang sebelumnya berwatak kaku layaknya kulkas dua pintu berubah menjadi cowok red flag dalam waktu singkat?
Fokus pada Lesya yang sudah seperti perempuan murahan, aku meringis kecut melihat perlahan tangan nakal Lesya menjelajah liar ke sesuatu menonjol tempat persembunyian adik Alvian.
"Bangsat!" Umpatan itu secara refleks keluar dari bibirku.
Semua langsung diam, banyak pasang mata memusatkan atensi mereka kepadaku. Ya sudah pasti aku malu, aku sudah memotong obrolan seru mereka sampai terdiam seribu bahasa.
"Sorry, tadi gue kaget ... kaki gue digigit nyamuk. Iya, digigit nyamuk, hehe ...," jelasku cengengesan.
"Emang ada nyamuk?" gumam Echa polos.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
JugendliteraturSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...