13 : Cemburu?
“Apa arti cemburu bagi lelaki yang terbiasa bersama banyak wanita? Kurasa hanya omong kosong belaka.”
— Sheza —
🦋🦋
Allo, Wiilove...
Sekali lagi aku mau ingetin kalo cerita ini mengandung unsur 17+ so buat yang risih sama kata-kata/kalimat frontal di dalam cerita ini, aku harap kalian bisa lebih bijak dalam menyikapi.Badewey aku lagi mood nulis, nih, cemangatin dongs biar aku semangat update jugaa😺😺
SELAMAT MEMBACA!!!
🦋🦋🦋
"Gue bantuin lo kabur dari Julian. Lo tuh tolol banget, bisa-bisanya mabuk saat lagi sama Julian," jawab Alvian deep voice khas bangun tidur. "Mana pake cipokan segala lagi."
Menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan, cowok itu beringsut duduk seraya mengucek mata.
Seketika aku melotot kaget setelah mendengar ucapan Alvian. Jadi semalam yang berciuman denganku adalah Julian? Wajah Alvian yang aku lihat hanyalah efek dari mabuk? Bego!
"T-terus lo tendang dia?" tanyaku gugup berusaha memastikan ingatan terakhirku sebelum tidak sadarkan diri.
"Iyalah, gila aja gue biarin pacar gue dicium orang lain."
Masih berani mengakui aku sebagai pacarnya? Seketika ingatanku langsung memutar kembali pada pertunjukan mobil bergoyang di parkiran semalam.
"Enteng banget ngomong kayak gitu!" sentakku memukul wajah Alvian menggunakan guling. "Lupa sama yang udah terjadi antara lo, Lesya, dan Tiffany?!"
"Cemburu?"
"Najis!"
"Ya kalo cemburu harusnya lo lakuin hal yang sama kayak apa yang udah gue lakuin ke Julian dong."
"Mukul Lesya dan Tiffany gitu? Gila lo, gue di sana masih terbilang anak baru, dan mereka semua ... yang ada gue yang mati dikroyok sama mereka. Belum lagi image gue jadi jelek!"
Mulutku langsung terkatup, aku baru saja menyadari dan menyerap kata-kata Alvian.
"Lah? Malah bengong," tegur Alvian mencubit pipiku.
"Tadi lo bilang apa? Kalo cemburu harusnya gue lakuin hal yang sama kayak lo?"
"Iya, kenapa?"
"Artinya lo cemburu dong gue sama Lian? Cemburu tanda cinta, 'kan? Lo suka beneran sama gue?"
"Gak mungkin juga gue macarin cewek yang gak gue suka. Soal cinta bisa dateng belakangan."
Sontak aku termangu, jawaban Alvian benar-benar di luar dugaan. Aku pikir dia akan mengelak dan mencari sejuta alasan. Nyatanya Alvian malah mengakui secara terang-terangan. Entahlah itu hanya sekedar omong kosong atau sungguhan, tapi aku dapat merasakan kalimat yang tidak dibuat-buat di dalam perkataannya.
Menggelengkan kepala cepat, aku meraba-raba pakaianku.
"Semalem gue gak pake baju ini. Jangan bilang lo udah renggut keperawanan gue?" tuduhku sengaja mengganti topik pembicaraan.
Aku terlalu gugup membahas perihal perasaan dengan Alvian.
"Sorry, gue bukan tipe cowok yang suka manfaatin keadaan. Gue udah terbiasa liat tubuh cewek, jadi gue gak ngerasa gimana-gimana waktu gantiin lo baju."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Teen FictionSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...