RaD - 3.2 Obyn Pasrah & Berserah

15.8K 1.8K 332
                                    


Question of the day: onde2 atau bakpia?

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)
🌟


Harsa melihat kemejanya bermotif Mickey Mousenya dengan dahi yang berkerut dalam. Tubuhnya yang ditegapkan dan dia siap menyerang balik. Aku buru-buru meletakkan satu bungkus berwarna merah ke atas mejanya. Seserahan agar dia tidak mengamuk.

Matanya yang sudah mengeluarkan api beralih fokusnya ke bungkusan yang menarik perhatiannya. "Apa itu?"

Aku tidak bisa menahan dengusan yang langsung dihadiahi tatapan jutek Harsa. "Itu regal, Pak." Aku memutar bungkusnya hingga Harsa bisa membaca tulisan di sana.

"Kamu racunin Regalnya?"

"Ya ampun Bapak. Memangnya saya ada tampang pembunuh?"

"Semua serial killer nggak ada yang punya tampang pembunuh berdarah dingin. Kalau ada juga semua orang bakalan langsung kabur waktu lihat."

Aku berkedip dan memutar ingatanku dari koran dan berita di internet lalu mengangguk. "Bener juga, sih." Aku berdecak dan membuka bungkusan itu dan mengambil satu keping dan menarik gelas minuman Harsa.

"Mau apa kamu?"

Aku tidak menjawab pertanyaan itu dan lanjut mencelupkan regal ke gelasnya yang sudah berisi air mineral. Lalu hap! Satu keping itu hilang dari pandangan. "Nih, saya cobain duluan biar Bapak kalau kenapa-kenapa nggak dikira gara-gara Regal dari saya," balasku di sela-sela kunyahan dan menutupnya dengan satu teguk air minum.

Harsa hanya diam. Tatapannya kembali seperti sewaktu awal pertemuan kedua kami: seolah aku memiliki empat kepala dan sepuluh tangan. Matanya fokus ke gelas miliknya yang masih aku pegang.

"Ini saya tes juga air mineralnya. Soalnya saya yang isi tiap pagi."

Harsa memijit pelipisnya dengan kedua tangan. Urat di lehernya tampak akan meletus sebentar lagi. "Terus kamu bawain saya Regal buat apa?"

"Kan Bapak suka makan Regal sore-sore, sambil dicelup ke kopi."

Harsa menatapku bingung. Tapi aku sudah kadung memberikan informasi, jadi sekalian saja aku nyemplung. "Pak, frozen glass di ruangan Bapak itu nggak penuh." Aku menggunakan ibu jari untuk menujuk pada jendela di belakang punggungku. "Tuh, ada celahnya, saya bisa lihat Bapak apa aja sore-sore." Sebelum aku kabur cari camilan, lanjutku dalam hati dan juga buat cari tahu kebiasaan Harsa demi mendapatkan gelar pegawai tetap. "Kan? Saya observant banget, cocok buat jadi sekretaris. Pokoknya prinsip saya itu: Asal Bapak Senang. Bapak senang, saya tenang."

Aku tidak asal melakukan ini. Dari yang aku amati selama dua bulan terakhir, Harsa suka Regal untuk menemani kopi hitamnya di sore hari. Terkadang dia meminta OB untuk turun ke minimarket bawah agar membelikannya jika dia tidak bawa sendiri atau persediaan yang sengaja dia tinggal di dalam laci sedang habis. I know I'm borderline creepy at this point.

Dengan gelas Harsa di tangan, aku keluar dari ruangannya dan kembali dengan dua gelas baru yang aku sudah siapkan dua minggu lalu. Sebagai salah satu dari sekian banyak cara untuk menjilat. "Nih, gelas sementara."

Harsa melihat mug putih dengan tulian itu dan membacanya tanpa sadar. "Boss: someone whose favorite words are K, Y, TY, and who throw the same question that you ask him just to confuse you."

boss1

/bôs/

________________________

Rent a Date [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang