Question of the day: captain america atau iron man?
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG & Twitter & Tiktok @akudadodado.
Thank you :)
🌟Aku langsung menyibukkan diri dengan ponselku. Duduk di single sofa dekat perapian yang masih mati, karena lantai kayu di kamar ini sudah dipasang penghangat. Mengirimkan foto dan video yang aku ambil kepada Rowen yang langsung mengirimkan banyak stiker sebagai balasan yang membuatku terkikik. Pasalnya semua stiker itu berisikan mukanya dengan berbagai macam pose yang membuatku geli sendiri. Rasanya seperti melihat diriku sendiri versi glow up.
"Kamu mau duluan ganti baju?"
"Enggak."
"Kamu mau jalan-jalan lagi?"
"Enggak."
"Kamu mau tidur di lantai?"
"Iya." Aku berkedip dan mengangkat kepalaku yang menunduk karena memainkan ponsel. "Eh, enggak."
Sesi tanya jawab dengan jawaban singkat dariku berlangsung cepat, sehingga aku tidak bisa berpikir panjang dan menjawab sesuai pola awal; dua tidak, satu iya.
Harsa hanya menggelengkan kepalanya dan masuk ke kamar mandi dan keluar dengan piama biru dongker. Aku bergegas masuk dan mengganti pakaian dengan kaos dan celana pendek yang biasa aku pakai untuk tidur.
Mataku melihat ke kakiku yang delapan puluh persen terlihat. Aku tidak berpikir kalau akan berbagi kamar dengan Harsa. Pikirku, aku akan mendapatkan kamar sendiri, bukannya satu ranjang dengannya.
Di double sink sebelah kiri—yang tidak aku gunakan— ada peralatan mandi Harsa. Aku kira dia seperti cowok kebanyakan yang memakai satu sabun untuk sampo, badan, dan wajah. Di luar dugaanku, dia memiliki botol untuk masing-masing kegunaan.
"Ini pelembab?" Aku mengambil satu botol, lalu tangan kiriku mengambil botol lain yang lebih besar. Membaca tulisan labelnya pelan-pelan, "Losion?"
Aku tahu kalau mengejek Harsa karena menjaga dirinya sendiri itu seksis. Aku mendukung penuh para pria yang ingin merawat penampilan mereka, meski aku lebih sering iri kepada yang menggunakan satu botol untuk seluruh area tubuh. Menjaga diri sendiri seharusnya tidak pantas dijadikan bahan ejekan, tapi menjadikannya bahan blackmail adalah hal lain. Jadi aku memotret seluruh botol dan pouch milik Harsa
Aku memastikan kalau foto itu tersimpan di cloud untuk berjaga-jaga jika ponselku rusak.
Saat keluar kamar mandi, Harsa sudah tiduran di ranjang dan menyisakan sisi bagian dekat jendela yang kosong.
Karena ini musim dingin, durasi siang hari jauh lebih pendek dibanding malam hari. Sekitar pukul lima tadi matahari sudah bergulir dan kini bulan menggantikannya di langit yang gelap dengan awan abu yang menggantung di sekitarnya.
Kalau aku tidak terlalu lelah karena perjalanan secara fisik maupun mental karena meladeni saudara Harsa tadi, aku sudah jalan-jalan di pinggir danau dan menikmati udara dingin ketimbang ada di kamar dan membuang waktu dengan tidur. Hanya empat malam di negara yang tidak pernah aku sambangi dan aku justru membuang waktu dengan beristirahat untuk menghadapi saudara Harsa beberapa hari ke depan.
Aku masuk ke dalam selimut. Punggungku berhadapan dengan punggung Harsa. Diam menyelimuti kami lebih berat dan membuatku tidak nyaman. Mengulang kejadian di ruang makan tadi hanya membuatku semakin penasaran, tapi aku dibayar untuk diam dan tidak bertanya. Aku juga masih sedikit kesal dengan Harsa, jadi itu sedikit membantuku untuk menutup mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rent a Date [FIN]
ChickLitTAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes Menurut perjanjian, Robyn hanya boleh berurusan sekali dengan kliennya. Itu idealnya, tapi hidup Robyn tidak pernah berjalan sesuai dengan rencana. Robyn justru kembali bertemu dengan H...