RaD Part 48 - 19.4 Panik

20.9K 2.1K 354
                                    


Question of the day: Lebih suka slow burn atau insta love?

vote, komen dan follow akun WP ini + IG & X & Tiktok @akudadodado. Thank you

🌟


"Kamu menghina orang susah kalau bilang diri sendiri susah. Uang di rekening kamu ada berapa?"

"Itu nggak relevan." Aku melipat tangan di depan dada. Enggan menyebutkan jumlah yang sudah ditransfer Harsa kepadaku.

"Pakai sendalnya biar kamu nggak pakai alasan sakit buat nggak ke kantor."

Aku menyambar kotak itu dengan kesal. "Mana pernah saya pakai alasan sakit buat nggak ke kantor. Sekalinya juga Bapak hubungin saya terus sampai saya nggak bisa istirahat. Bedanya apa sama masuk kantor kalau begitu. Gini, nih, kelamaan jomlo, sama sekretarisnya aja sampai clingy."

Sada tertawa dan untuk pertama kalinya berkomentar. "Dude, she castatrate you."

"Saya antar pulang nanti." Harsa mengabaikan Sada. Antara itu atau dia tidak mendengar ejekannya barusan.

Aku membuka selop dan menyelipkan kakiku ke sandal baru dari Harsa. Damn, ini memang jauh lebih nyaman. "Ini kantor. Katanya bisa profesional?" Aku mengejek tentu saja.

"Jam kantor sampai pukul lima, setelah itu all bets are off."

Aku memutar mata, padahal perutku terpelintir senang karena kami akan memiliki waktu selain akhir pekan. Harsa sedikit berbeda dengan saat berdua saja denganku. Di kantor, kami tidak ada interaksi fisik sama sekali. Dia pun bukan tipe yang mengirim pesan, aku cukup bersyukur untuk hal ini, jadi saat Sabtu tiba, dia berganti menjadi orang yang membuatku bingung.

Sebagai seorang pengecut, aku kabur tepat pukul lima saat Harsa sibuk menelepon. Aku tidak mau tertangkap basah oleh orang kantor tengah berdua dengan bosku karena risikonya terlalu tinggi. Ini saja setiap Sabtu dan Minggu aku hanya berani di apartemen Harsa dan membeli makanan online saja.

Aku sudah memakai piama dan mengganti perban kakiku saat pesan muncul dari Harsa di pukul delapan malam. Aku menggerutu karena niatanku malam ini adalah bersantai di tempat tidur mumpung Rowen pergi menginap selama beberapa hari. Proyektor untukku menonton sudah menyala dan aku sudah benar-benar siap mencari film atau series apa yang bisa aku nikmati hingga film itu yang menontonku tertidur.


Bos Micin

Aku di bawah.

Me

Aku di atas.

Bos Micin

Deal.


Aku tahu kalau arah chat ini bukan sesuatu bersih dan polos. Aku menolak meladeninya karena ini tidak baik bagi jantung. Aku sudah pernah bilang kan Harsa di luar kantor adalah tipe yang berbahaya untuk kemurnianku? Ini salah satu contoh pesan berbahaya yang dia kirimkan sebulan terakhir.

Jaket hitam yang biasa aku kenakan untuk naik ojek sudah berada di bahu dan aku turun ke bawah. Mendapati mobil hitam Harsa di parkiran. Aku mengetuk jendela sisi pengemudi hingga jendelanya diturunkan sepenuhnya.

"Kalau lagi gini kayak lagu-lagu jaman dulu, ya." Aku langsung berdendang lagu Kupu-Kupu Malam dari Noah.

Harsa menaruh dahinya di setir dan tertawa. "Kamu nggak pernah kehabisan bahan ngebanyol atau hal aneh di kepala kamu, ya?" Dia lalu menggumamkan hal lain yang tidak dapat aku dengar.

Rent a Date [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang