Question of the day: cari rekomendasi bacaan dari mana? Booktok? Bookstagram?
vote, komen dan follow akun WP ini + IG & X & Tiktok @akudadodado. Thank you
🌟
Harsa menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya sementara zombi yang tengah mengejar manusia tengah kami tonton. Dia memilih waktu yang salah untuk mengunyah karena zombi itu kini juga tengah melakukan hal yang sama dengan manusia dan cowok di sebelahku hampir mengeluarkan isi perutnya. Aku yang panik kalau muntahannya mengenai ranjang langsung menendang Harsa.
Rowen yang marah jika kotoran mengenai ranjang kami akan dengan senang hati mengeluarkanku dari kostan tanpa ampun. Dia lebih dari mampu untuk membiayai kostan ini seorang diri dan tidak membutuhkanku untuk membayar setengahnya. Jadi, pertahanan diriku untuk tetap tinggal di kostan yang selalu penuh dan dekat dengan kantorku ini adalah menendang bosku keluar hingga dia terguling dari ranjang.
Aku mungkin dapat tetap tinggal di kostan ini, tapi kansku kehilangan pekerjaan makin besar.
Kepalaku melongok ke Harsa yang sudah berada di lantai dan menghela nafas lega saat melihat piringnya kosong dan tidak ada butiran nasi di lantai.
"Kamu bisa berhenti tendang aku dari ranjang nggak?"
"Pilihannya aku tendang kamu atau aku ditendang adikku keluar kostan, pilihanku pasti tendang kamu."
Harsa kembali ke posisinya semula setelah meletakkan piring kotor keluar kamar. Dia ingat saat tadi aku bilang kalau tukang nasi gorengnya akan ambil sendiri.
"Kostannya bebas banget, ya? Tadi aku lihat pasangan ciuman di depan."
"Yang punya kost lebih takut ada hewan peliharaan dibanding bawa lawan jenis ke kamar. Si devil spawn sama siapa kalau kamu di sini?"
"Hotel." Harsa langsung menjawab tanpa perlu konfirmasi siapa yang aku maksud.
Aku mengangguk mafhum. Aku lupa kalau para orang kaya ini memiliki banyak hal yang tidak masuk akal termasuk hotel untuk hewan peliharaannya dengan harga hotel berbintang manusia. Aku tidak tahu apa itu sudah termasuk harga spa atau tidak, tapi sewaktu aku menghubungi nomor hotel biasa Roro menginap, bola mataku keluar dan jatuh bersama rahangku ke lantai. Karena apa? Karena selain hotel, Harsa juga biasanya menyewa sitter untuk menjaga Roro seharian. Tebak harganya berapa per hari? Cukup untuk membeli sendal yang tadi siang Harsa berikan. Sudah pasti tidak masuk ke kantong rakyat jelataku.
"Kamu sukanya film kayak gini?" Dia bertanya setelah film aku nyalakan kembali.
"Kamu nggak suka film kayak gini sampai mau muntah?" tanyaku balik.
"Itu reaksi normal manusia kalau ada hal nggak enakin sewaktu makan. Kamu malah nonton zombi makan otak."
Aku menguap lebar karena sudah tidak lagi dapat menahan kantukku dengan melipat bibir ke dalam hingga mataku berair. Zombi di layar mulai kabur dan aku tidak tahu sejak kapan aku sudah tertidur.
Aku bergerak pelan. Kepala menempel ke bantal peluk dan memeluknya erat hingga tanganku tiba-tiba berhenti. Bantal pelukku empuk dan ini terlalu keras. Mataku masih terpejam, tapi tanganku bergerak sepanjang bantal peluk hingga berhenti di permukaan yang tidak rata. Aku tidak ingat bantalku memiliki lekukan tinggi.
Aku meremas pelan dan mendengar respons aneh dari atas kepalaku. Sekali lagi, dan respons yang sama tetap aku dengar. Kali ini lebih dalam. Hingga di percobaan ketiga, aku mendengar respons yang sedikit berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rent a Date [FIN]
ChickLitTAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes Menurut perjanjian, Robyn hanya boleh berurusan sekali dengan kliennya. Itu idealnya, tapi hidup Robyn tidak pernah berjalan sesuai dengan rencana. Robyn justru kembali bertemu dengan H...