Question of the day: masih lebih suka Sasa dibanding Jessica?
vote, komen dan follow akun WP ini + IG & X & Tiktok @akudadodado. Thank you
🌟
Aku bersumpah, aku belum dapat mengupas semua layer dari Harsa karena pasti ada bagian yang aku tidak tahu itu dia atau hanya sedang bercanda. Dia membalut kalimatnya sedemikian rupa, sehingga ada maksud tersembunyi. Termasuk yang sekarang, jadi aku melakukan hal yang biasa aku lakukan: mengubah topik yang membuat Harsa pasti tertawa.
"Kamu pasang lampu-lampunya sendiri?" Harsa mengangguk dengan tawa kecil yang masih tersisa. "Padahal nggak perlu repot-repot, lho. Aku terima kado dalam bentuk cek." Ini bercanda. Sumpah. Tapi kalau dikasih betulan, ya aku nggak mungkin menolak. Rejeki tidak untuk ditolak.
"Enggak mau. Aku setop kasih uang ke kamu. Kalau mau belanja ajak aku keluar, kita belanja bareng. Aku juga mau temenin kamu belanja, bukannya dapat foto hasil kamu pamer belanja sama adikmu doang." Kali ini suara Harsa seperti bocah yang tengah merajuk.
Harsa termasuk sering mengirim pesan lebih dulu untuk bertanya sudah sampai kostan atau belum lalu bertanya aku mau makan apa dan mengirimkannya tanpa aku minta. Sampai terkadang, aku dan Rowen punya makan malam yang berlebih sehingga aku bagikan ke satpam. Kalau dia mengirim pesan dan aku sedang belanja bersama Rowen, dia akan mengirim pesan seperti ini:
Bos micin
Beli apa?
Me
Cari rok buat ke kantor.
Lalu dia akan mengirimkan beberapa gambar model yang memakai pleated midi dress warna krem tanpa lengan.
Bos micin
Kemarin aku lihat ini waktu pergi temenin Mami belanja. Kalau lihat, kamu cobain dan kalau cocok beli aja.
Harsa mengirim pesan lagi, kali ini bukti transfer sejumlah dua bulan gajiku yang membuatku mempertanyakan berapa harga dress yang dia lihat. Jariku cepat membuka mesin pencari dan mendapati harganya yang setara dengan UMR ibukota. Harsa merongrongku untuk mengirimkan foto apa pun yang menurutku menarik dengan dalih, "Aku nggak kamu bolehin ikut kamu belanja, aku mau tahu apa yang bikin kamu tertarik." Itu manis, tapi aku tidak sekuat itu untuk tidak terus-terusan goyah terhadap perhatian dan godaan uangnya.
Setelah itu aku berhenti mengabari aku sedang belanja dan hanya memberikan foto setelah pulang lalu dia akan membanjiriku dengan komentar yang akan membuat wajahku terbakar karena malu.
Bos Micin
Cantik.
You looks nice in everything.
I specifically like the blue one, terutama rambut kamu diikat ke atas. Your neck looks yummy.
Sesungguhnya aku sedikit merindukan jawaban pendeknya yang dulu ketimbang pesan yang membuat kepalaku pening dan lebah di perutku berdenging heboh. Padahal ini hanya melalui pesan, bayangkan apa yang aku rasakan saat kami berdua saja di apartemennya, meski hal yang paling jauh yang pernah kami lakukan hanyalah berciuman. Tangannya tidak pernah ke daerah terlarang, you know, dada atau di antara kedua kakiku. Kecuali leher. Tangannya tidak akan berhenti menyentuh leherku dan yang dia cium setelah bibir sudah pasti leher.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rent a Date [FIN]
ChickLitTAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes Menurut perjanjian, Robyn hanya boleh berurusan sekali dengan kliennya. Itu idealnya, tapi hidup Robyn tidak pernah berjalan sesuai dengan rencana. Robyn justru kembali bertemu dengan H...