Info of the day: intermezzo 5 POV Sasa akan ada setelah ini, jadi pastiin kalian masukin cerita ini di library dan follow akun wattpadku supaya dapat updatenya.vote, komen dan follow akun WP ini + IG & X & Tiktok @akudadodado. Thank you
🌟
Aku menahan diri untuk membiarkan telingaku terbuka lebar demi percakapan dua orang di dalam sana. Menggigit bibir menjadi satu-satunya cara untuk menahan diri dari air mata yang sudah berkumpul. Siap untuk tumpah. Memproduksi kelenjar air mata berlebih adalah respons otomatisku untuk amarah dan itu yang sekarang sedang terjadi. Aku mengatur napas agar air mata sialan ini tidak keluar.
"I served him the paper lalu aku ke sini. Aku nggak bisa di rumah dan lihat dia kalau nggak mau kertasnya aku robek sendiri. Ke rumah Bunda sama Ayah juga nggak mungkin karena aku pasti diinterogasi habis-habisan."
Aku bisa melihat siluet kedua orang itu di dapur dari sedikit cahaya senter ponsel yang dinyalakan oleh Harsa.
"I need a place to think for a moment. Let me crash here." Rania memerhatikan sekitarnya setelah dia berhenti untuk mengambil napas. "Kenapa lampu apartemenmu mati semua?"
"Itu karena aku lagi makan malam." Harsa menunjuk ke arahku dengan dagunya.
Rania sadar sedetik kemudian dan matanya membelalak. "Oh my god. I'm so sorry, Robyn."
"No, no, no. Aku sudah selesai makan. Ini mau pulang." Aku berusaha agar suaraku normal dan Puji Tuhan untuk lampu yang dimatikan jadi mereka tidak dapat dengan jelas melihat ekspresiku. Aku mendapatkan waktu lebih untuk menghilangkan air mata yang menggenang dan napasku yang terputus-putus.
Harsa memencet remot di depan TV untuk menyalakan semua lampu. "Aku antar pulang."
"Nggak usah. Ada Rania. Aku bisa pulang naik taksi juga."
"I'll drive you home. Rania bisa nunggu." Harsa tidak menunggu jawabanku atau Rania sebelum dia memasuki kamar, mengambil kunci mobilnya. Sangat cepat hingga aku tidak sempat berbasa-basi dengan Rania.
Aku hanya melambai kepada Rania dengan senyum lebar. Kalau aku mau menangis, aku akan melakukannya bersama Rowen. Jadi aku mengirim pesan kepada kembaranku saat memasuki mobil.
Me
Help, gue otw patah hati dan jobless. Dan otw pulang juga.
Owen
Do you want me to whack him?
Me
Interguing, tapi kalau lo dipenjara siapa yang bakal kerja buat bayar kostan?
Owen
Right. Foods and movies night.
Kikikan kecil muncul membaca pesan dari Rowen. Dia tidak akan bertanya kenapa, tapi langsung bertanya aku mau apa padahal dia sudah tahu aku mau melakukan apa setiap patah hati: foods and movies night.
"Kenapa?" Harsa akhirnya bertanya saat kami sudah setengah jalan pulang.
"Hm? Kenapa apanya?" Aku memasukkan ponselku ke dalam tas lagi.
"Ketawa."
"Nothing," jawabku singkat.
Tidak ada suara selain aku yang menggumamkan lagu dari radio. Aku berusaha untuk tidak membahas apa pun dan senormal mungkin sampai Harsa yang tiba-tiba saja membahasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rent a Date [FIN]
ChickLitTAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes Menurut perjanjian, Robyn hanya boleh berurusan sekali dengan kliennya. Itu idealnya, tapi hidup Robyn tidak pernah berjalan sesuai dengan rencana. Robyn justru kembali bertemu dengan H...