Question of the day: mau bisa baca pikiran apa lihat masa depan?
Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG & Twitter @akudadodado yaaw.
Thank you :)
🌟
"Bapak, semua parsel saya minta sopir bawa pulang?" Aku hanya melongok dari pintu. Dari sikap Harsa, ini sepertinya jarak aman supaya aku tidak terkena hawa dingin yang mengelilingi bosku tiga hari terakhir. Tumpukan parsel menjelang Natal dan Tahun Baru di belakang mejaku sudah menggunung. Aku sudah mencatat siapa saja pengirimnya untuk dikirimkan kartu ucapan juga.
"Nggak usah. Bagi-bagi sama sekretaris lain aja. Kalian suka ngegosip bareng, kan?"
Satu anak panah menancap tepat di dadaku. Dari jarak sepuluh langkah saja aku masih kena tembakan panah tepat di dada. Bosku memang pemanah ulung yang penuh dendam.
Pukulan demi pukulan pasif-agresif dari Harsa adalah makanan sehari-hari yang membuatku ingin menggali lubang dan tiduran di sana seharian hingga amarahnya reda. Aku tidak punya ide seberapa lama versi Harsa yang ini akan melunak karena biasanya kami hanya saling melempar jab dan tidak menganggap serius setiap kata-kata.
Kalau sudah mendapatkan serangan seperti ini dari Harsa, aku hanya dapat berjalan mundur dan kembali ke mejaku seperti siput yang masuk ke cangkangnya saat merasakan bahaya. Aku tidak berani membalas dengan kata lain selain "Baik, Pak."
Harsa keluar ruangannya untuk meeting dengan divisi di lantai bawah aku mendatangi ruangan Ekata juga di lantai tempat Harsa meeting. Mirna adalah sekretaris untuk divisi Ekata yang juga berada di bawah Harsa. Tapi kali ini bosku tidak rapat bersamanya. Aku juga sudah bertanya kepada Mirna untuk jadwal Ekata dan dia katanya kosong.
Apa yang lebih baik dari mengetahui bagaimana menjinaknya seseorang yang sedang marah selain bertanya kepada orang terdekatnya? Karena aku hanya tahu beberapa orang dan yang tidak membuatku gugup saat bertanya adalah Ekata, maka dia adalah tujuanku sekarang.
Ekata yang melihatku berdiri di depan pintunya langsung tersenyum lebar. "Ada apa?" sapanya ramah. "Sasa nyuruh kamu apa hari ini? Jemput Roro dari daycare? Atau cari kostum Halloween untuk trick and treat Roro tahun depan?"
Mereka benar-benar bersahabat jika Ekata sampai tahu seantik apa bosku dan permintaan ajaibnya. By the way, Roro adalah anjing border collie milik Harsa yang dia titipkan di daycare saat bekerja. Yup, ternyata ada daycare untuk anjing dengan harga yang di luar nalarku per bulannya. Bahkan mereka memiliki acara trick or treat untuk para anjing itu dengan kostum. Fancy.
Waktu pertama aku mendengar nama Roro, aku berpkir itu adalah anaknya karena bagaimana cara Harsa mengucapkan penuh dengan sayang. Dan kata daycare aku asosiasikan dengan manusia. Bayangkan sewaktu sampai di sana dan aku melihat bahwa Roro adalah hewan berkaki empat, alih-alih anak kecil yang tengah merangkak. Lalu aku melihat bingkai foto baru yang ada di meja Harsa adalah foto dirinya bersama Roro dengan kostum Halloween mereka. Harsa mengenakan setelan cokelat ala Owen, sedangkan Roro menggunakan kostum raptor. Keduanya matching dengan tema Jurrasic Park.
Aku memasuki ruangan Ekata dan duduk di kursi depan mejanya. "Mending, Pak. Bapak sama sekali nggak mau ngomong sama saya kalau bukan kerjaan. Kalau pun ngomong bawaannya nyindir terus." Lalu aku menceritakan apa yang terjadi. Ekata berhenti bekerja dan mendengarkanku. Di akhir dia mengangguk untuk hal yang tidak aku ketahui apa. Dia tampak memahami apa yang menyebabkan Harsa menjaga jarak lagi dariku.
"Terus saya harus bagaimana, Pak?"
"Orang-orang di sini langsung beda waktu tahu Sasa anak yang punya perusahaan. Makanya dia nggak suka. Mungkin itu juga yang jadi pertimbangan dia terima kamu jadi sekretarisnya karena kamu nggak kelihatan takut sama dia. Sekretaris sebelum kamu gemetar ketakutan tiap bikin salah yang nggak disengaja. Yang kayak begitu bikin stres sebenarnya. Gimana bisa kerja kalau ketakutan terus? Padahal hubungan bos dan sekretaris itu," Ekata menautkan kedua jari telunjuknya hingga membentuk seperti kail.
![](https://img.wattpad.com/cover/353204351-288-k877238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rent a Date [FIN]
ChickLitTAMAT & PART LENGKAP May contain some mature convos and scenes Menurut perjanjian, Robyn hanya boleh berurusan sekali dengan kliennya. Itu idealnya, tapi hidup Robyn tidak pernah berjalan sesuai dengan rencana. Robyn justru kembali bertemu dengan H...