Rencana licik

3.1K 160 1
                                    

Saat Bright dan Win sampai di lantai bawah, Seorang pelayan tua yang tak lain adalah Marta datang dan menghentikan mereka.

"Tuan muda, apa yang terjadi kepada Win?" tanya Marta yang masih mengira jika Bright berbuat sesuatu yang jahat kepada Win.

"Apa Win membuat kesalahan? Apa dia-"

Bright memberikan tatapan tajamnya dan meminta Marta untuk diam dan menutup mulutnya.

"Meta sedang tidur jangan berisik dan membuatnya terbangun." Marta menganggguk patuh."Jika begitu, biar saya dan supir akan mengantarnya pulang, saya tau tempat tinggalnya."

"Aku yang akan mengantarnya Bibi, kau ikutlah dan tunjukkan jalannya." Tanpa menunggu persetujuan dari Marta, Bright sudah lebih dulu berjalan keluar.

Marta hanya bisa mengangguk paruh."Baik tuan muda."

Mobil yang mereka tumpangi berjalan melintasi jalanan becek dan berlubang di sebuah pemukiman kotor. Saat itu juga arah pandang mata Bright selalu tampak tak senang.

Bright tak membayangkan bagaimana bisa orang sebaik Win tinggal di lingkungan kotor dan sudah pasti tak aman seperti di sini.

Win yang sedang tidur dengan nyaman dalam pelukan Bright tak menyadari bahwa kini mobil yang mereka naiki sudah sampai di depan panti asuhan.

"Panti?" gumam Bright.

"Iya, Tuan muda. Win memang tinggal di panti ini." ucap Bibi Marta.

Dalam hati ada sedikit rasa senang yang Bright rasakan. Itu artinya Win anak yatim piatu yang tak memiliki siapapun kan?

****

Hari begitu cepat berlalu, di pagi hari ini Bright mengunjungi Ayahnya. Tuan besar Chivaaree yang merupakan ayah kandung Bright.

"Ayah." Bright mengunjungi ayahnya yang kebetulan saat itu sedang berada di mansion.

Chivaaree, Ayah dari Bright melirik anaknya sekilas dan kembali fokus kepada berkas di tangannya lagi.

"Ayah aku ingin meminta sesuatu," ucap Bright sekali lagi.

"Katakan dan jangan bertele-tele" ucap Chivaaree tanpa melirik anaknya.

"Aku selalu mendapat peringkat terbaik di semua mata pelajaran, aku selalu menjadi apa yang kau inginkan. Aku selalu menuruti keinginamu, Ayah di ulang tahun ku besok aku menginginkan sebuah hadiah." jelas Bright dengan serius.

"Katakan, apa kau tak mengerti bahasa manusia?" ucap Chivaaree memang terkadang sangat pedas untuk di dengar.

Tanpa basa-basi, Bright langsung mengatakannya." Aku ingin seorang Nong. Aku ingin ayah mengadopsi seorang anak dari panti asuhan di belakang mansion ini." pinta Bright dalam sekali tarikan nafas.

Chivaaree melepas kacamatanya dan melihat ke anaknya." Kau yakin? Aku ini Ayahmu, aku tau tabiatmu Bright." pandangannya menelisik anaknya.

"Aku hanya ingin Nong, aku ingin Meta menjadi Nong-ku. Kumohon, Ayah." pinta Bright dengan nada memohon. Ini adalah pertama kalinya Bright memohon.

"Hmm? Baiklah, Aku akan melihat anak itu dulu. Aku tak bisa sembarangan memasukkan anak itu kemari." akhinya Chivaaree sedikit menanggapi keinginan anaknya.

Setelah kembali lagi ke kamarnya, Bright tersenyum sambil menatap cermin. Dia sedang membayangkan Win yang juga ada di sisinya.

"Meta, Aku selalu tak pernah meminta apapun tapi kali ini aku sangat menginginkan dirimu. Meta, aku sangat ingin selalu bersamamu. Kau tau? sejak pertama bertemu denganmu aku merasa dipertemukan dengan malaikat tak bersayap dan aku sangat beruntung."

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang