Win Sudah membujuk Bright dengan sekuat tenaga nya. Awalnya Bright bersikukuh untuk memilih apartemen mewah yang letaknya sedikit jauh dari kampus ketimbang kontrakan.Syukurlah, untuk kali ini Win mampu membujuk Bright dan sekarang jadilah mereka sudah berada di sebuah bangunan rumah Susun.
Di sini ada banyak sekali mahasiswa rantau yang tinggal dan menyewa. Ramai? Sudah pasti dan Win sangat tahu jika sesuatu yang ramai adalah salah satu hal yang tak Bright sukai.
"Bright, ayo masuk."Win menggandeng tangan Bright untuk masuk ke kamar mereka yang ada di lantai lima.
Dengan pasrah dan kesal yang bercanpur menjadi satu Bright mengikuti Win yang sudah masuk lebih dulu.
Ruangan mereka cukup luas walaupun sangat kotor dan berdebu. Untuk menyewa unit ini saja mereka harus mengeluarkan kocek yang lumayan karena Win dengan pemikiran hematnya yang meminta Bright untuk langsung membayar sewa selama satu tahun penuh.
Win sengaja meminta seperti itu karena dia takut jika saja kapan kapan Bright akan berubah pikiran dan malah menariknya kembali ke apartemen mahal itu.
"Sangat kotor."Bright gila bersih dan ruangan yang mereka dapatkan sangat kotor. Sangat berkebalikan dengan gaya Bright.
Win terkekeh dan saat dia ingin mengambil sapu yang sebelumnya sudah mereka beli di luar, Bright melarangnya.
"Meta, aku tak tahu ada kuman dan bakteri apa saja yang mungkin menempel di lantai dan tembok."Saat mengatakan kalimatnya Bright sangat serius. Mata Bright juga mengedarkan setiap sudut ruangan.
"Aku tak mau mengambil resiko jika kuman dan bakteri itu menyerangmu."Win hampir tertawa saat itu tetapi iya Urungkan karena Bright yang sedikit memegang kuat pundaknya. Ah... Mungkin saja Bright juga tak sadar jika pegangannya di pundak Win menguat.
"Kau duduk saja di sofa."Bright menarik tangan Win ke satu-satunya sofa yang keadaannya sedikit lebih bersih karena tertutup kain.
Sofa memang sudah disediakan oleh pihak Hunian rumah Susun. Selain sofa, di sini ada TV, kompor dan sebuah lemari kecil di sudut. Tak ada ranjang ataupun benda lain.
Walaupun sofa itu terlihat bersih Bright bahkan menyemprotkan beberapa Antiseptik dan pembunuh kuman di atasnya lalu menggelar kain baru yang iya ambil dari kopernya setelah memastikan sofanya bersih dengan cepat Bright mendudukan Win di sana.
"Tunggu sebentar, Meta."Win masih mengamati Bright yang kembali membuka kopernya.
"Untuk apa itu, Bright?"tanya Win yang membuka sarung tangan.
"Meta, bisa saja debunya akan menempel di tangan, jari-jarimu. Maka aku tak akan suka jadi kau harus memakai sarung tangan ini."Win tak sempat menolak karena Bright dengan cepat Memasangkan sarung tangan dengan menalikan tali nya sehingga Win tak akan bisa melepaskan sarung tangannya sendiri.
Win mendesah kecil."Bright, seharusnya kau tak perlu berlebihan begini."
Bright tetap menggeleng dia lalu mengecup tangan Win yang tertutupi sarung tangan.
"Meta adalah satu-satunya yang paling berharga bagiku maka aku akan memastikan semuanya tetap aman untukmu."
"Tapi aku ingin membantu. Aku tak mau hanya duduk dan melihatmu seperti ini Bright."Win berdiri dari duduknya dan saat itu raut wajah Bright terlihat tak senang.
Dengan masih dalam posisi berlutut, Bright melirik Win yang berusaha melepaskan sarung tangannya dan ingin mengambil satu lagi.
"Meta. jika kau tak mau menurut maka aku bisa memasangkan tali di kakimu."Bright beranjak dan mengambil sebuah tali dari sana.