"Win, kau seharusnya bisa sedikit keras dengan Bright. Kau tahu, sikapnya terkadang sangat tak tahu malu, dia keras kepala, tak mau mengalah dia sangat keterlaluan-""Miki, sudah."Win memejamkan matanya dan merasakan sesak di dadanya ketika Miki mengatakan hal buruk tentang Bright.
Saat itu mereka masih ada di dalam ruang rawat hanya ada Win yang benar-benar pening, Miki yang datang dengan kalimat yang begitu menyudutkan Bright lalu Arlo yang sama sekali tak tahu apapun.
Melihat Win yang semakin tertekan membuat Arlo tak tega. Pemuda itu mulai mendekati Miki dan menarik kuat lengan Miki keluar dari ruangan setelah sebelumnya meminta izin kepada Win.
Di luar, Arlo memarahi Miki. Dia bertanya apa yang membuat Miki mau ikut campur ke dalam urusan ini.
"Miki, aku bahkan tak mempermasalahkan tentang Bright dan kau? Kau melaporkan Bright ke polisi? Apa kau tak tahu, Win sangat khawatir."Arlo menanti Miki untuk menjawab pertanyaannya.
Akan tetapi Miki seperti tak acuh. Dia melepaskan paksa tangan Arlo yang bertengker di lengannya lalu berbalik tak ingin memperlihatkan wajahnya yang gelap seperti di penuhi oleh rasa benci.
"Dia pantas mendapatkan itu. Dia melakukan salah satu tindakan kejahatan, kan? Di tambah lagi..."saat itu Miki berbalik dan menatap Arlo.
Miki menunjuk dada Arlo dengan bibirnya yang perlahan mengucapkan kata 'Sepupu.'
"Kau sepupuku, Arlo. Jadi, tak salah jika aku menolongmu."
"Tapi aku tak membutuhkan pertolonganmu."jawab Arlo.
Arlo menghela nafasnya kasar. Saat Arlo ingin membalas ucapan Miki, suara pecahan gelas terdengar dari dalam. Arlo dan Miki segera masuk kedalam dan mereka menemukan Win yang hampir jatuh ke lantai.
"Arlo, Miki... jika kalian ingin sedikit membantuku, maka antar aku ke kantor polisi. Aku harus menemui Bright."Win sudah tak tahan. Persetan dengan dokter yang tadinya ingin melakukan pemeriksaan menyeluruh kepada Win, toh sebelum ini dia juga sudah paham betul sesakit apa dirinya dan juga karna yang terpenting bagi Win saat itu hanyalah Bright.
"Tap-"
"Arlo, aku membutuhkan bantuanmu, tolong... tolong antarkan aku kepada Bright."Win kembali memohon disertai air matanya yang runtuh membanjiri wajahnya yang masih pucat.
"Baiklah ayo."Arlo pada akhirnya membantu Win setelah sebelumnya seorang perawat melepaskan infus di tangan Bright.
Ketika itu, Miki melarang keduanya untuk pergi akan tetapi, apa yang Miki katakan tak lagi dipedulikan oleh Win dan Arlo. Mereka tetap berlalu dari sana melewati Miki begitu saja.
"Win! Padahal aku membutuhkanmu! Aku membantu membuatmu dan Bright terpisah agar kau bisa bebas! Kenapa kau tak paham?"Miki menggerang frustasi dan sedih di saat yang bersamaan.
Di saat itu Arlo dengan Win akhirnya sampai di kantor polisi setelah perjalanan yang cukup lama dan tegang. Win sangat terburu-buru di dalam langkahnya, dia sampai tak menyadari jika keseimbangan tubuhnya sendiri itu masih sangat buruk.
Beruntunglah saat itu masih ada tangan Arlo yang membantu Win. Namun, Win melepaskan tangan Arlo yang tadi membantunya.
"Aku bisa sendiri, Arlo."Win berucap dan di angguki Arlo dengan terpaksa.
Setelah tahu dimana Bright di tahan, Win dan Arlo segera menuju ke sel yang rupanya sedikit terpencil daripada sel-sel lain.
Tadi beberapa orang polisi sudah memberitahu kepada Win jika Bright itu sempat mengamuk sampai melukai tahanan lain, itulah sebabnya sel Bright dipisahkan dari yang lain.