Pejuang Malam

1.1K 65 9
                                    



"Bagaimana kondisimu, Win? Apa kau sudah merasa lebih baik?"Win tersenyum sambil menjawab pertanyaan dari Prof. Roy."Aku sudah sangat baik-baik saja, Prof."

Saat ini Win masih menunggu Bright yang belum juga menyelesaikan beberapa hal terkait Olimpiade Sains yang akan Bright ikuti.

Win sedikit heran dan merasa tercengang dengan kemampuan Bright yang di atas rata-rata. Bukan hanya mengikuti dan menjadi peserta tapi rata-rata sebagian besar lomba dan kejuaraan yang Bright ikuti pasti akan dia menemukan.

"Meta, aku sudah selesai. Ayo pulang."Bright menarik tangan Win. Pemuda itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Prof Roy karena sudah menemani Win semalan ia pergi tadi.

Kini mereka berjalan beriringan di sore hari. Langit di atas mereka sudah menjadi Jingga tak terlalu ramai ataupun sepi ini adalah suasana yang cukup menyenangkan.

Win menghela nafasnya panjang, dia melirik Bright yang ada di sebelahnya. Win sangat takut jika Bright akan kelelahan.

"Bright, apa kau akan pergi lagi nanti?"Bright mengangguk dan semakin mendekatkan Win ke dalam pelukannya.

Mereka berjalan dengan berpelukan. Angin yang Berhembus sore ini ternyata jauh lebih dingin daripada sebelumnya.

"Bright, apa kau tak lelah?"tanya Win lagi.

Bright menggeleng dia kemudian berhenti sejenak dan Win ikut berhenti. Bright meminta Win untuk duduk sebentar di halte yang mereka lewati. Sebenarnya rumah susun mereka sudah terlihat tetapi Bright malah memilih untuk beristirahat sejenak.

"Apa kau lelah?"pertanyaan macam apa itu? Mengapa Bright malah membalikkan pertanyaannya?

Win tak lelah. Di kampus dia sama sekali tak melakukan kegiatan apapun bahkan rasanya Win lelah karena terlalu banyak menganggur.

"Aku baru ingat jika stok susu di rumah habis. Aku berniat untuk membelinya sekarang tapi jarak dari sini ke supermarket lumayan jauh. Aku tak mau kau lelah jadi bisakah kau tunggu aku di sini?"

Tak mau. Win akan menolak Bright tetapi belum sempat itu terjadi Bright Win lebih dulu berbicara lagi."Meta, aku harus membelinya karena kau tak boleg melewatkan susu di malam hari sebelum tidur."

Win membuang wajahnya yang memerah tanpa permisi saat itu. Bright terkekeh. Di matanya, Win begitu menggemaskan saat ini.

"Bright, aku ingin ikut saja denganmu. Apa kau tega membiarkan aku sendirian di sini?"

Ah, Win benar. Apa Bright tega? Bagaimana jika ada penjahat hidung belang yang menculik Win?

"Tapi tempatnya jauh dan kita harus berjalan kaki."

"Aku tahu tapi kaki ku sama sekali tak lelah Bright. Aku hanya duduk sepanjang waktu di kampus tadi."Win hampir meninggikan suaranya kala itu namun syukurlah tak jadi.

Bright Terdiam dan berfikir. Jika Bright sedang berfikir seperti sekarang pasti wajahnya tampak serius, jika orang lain yang ada di hadapan Bright saat ini mereka pasti sudah salah sangka dan menilai jika Bright tak menyukai mereka.

"Baiklah."Bright memandang Win.

Win tersenyum. Dia kira Bright sudah mengizinkannya untuk ikut membeli susu.

Namun, Bright malah berlutut di depan Win. Win menautkan alisnya bingung."Bright? Mau apa?"tanya Win yang tak mengerti kode dari Bright.

Bright Menepuk pundaknya sendiri dengan kepala yang menoleh ke belakang tepat ke arah Win.

"Naik ke punggung ku. Aku akan menggendongmu."

Karena Win terlalu lama maka Bright yang bertindak, ia menempatkan Win di punggungnya dan tanpa persetujuan Win Bright langsung menggendong Win di punggungnya.

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang