Semester satu dan dua telah Win dan Bright jalani di kampus mereka dengan baik. Semua nilai mereka sempurna, sangat sempurna malah. Bright juga sudah sering memenangkan bergam perlombaan dan Win, dia di dalam minggu ini akan mengikuti pameran lukisan yang di gelar di kampus."Meta, Jangan kelelahan. Apa kau tahu, aku sangat takut jika penyakitmu kambuh."Bright mebahan tangan Win yang akan membuka pintu mobil.
"Bright, aku tak akan kelelahan. Aku hanya melukis, duduk dan menikmati setiap goresan kecil yang kubuat di atas kanvas."
"Dan semua itu bukan sesuatu yang melelahkan, Bright."Win mengelus rambut Bright seperti sedang mengelus rambut anjing kecil yang menangis karena kehilangan ibunya.
"Oke. Tapi segera hubungi aku. Meta, beberapa hari belakangan ini sampai minggu depan aku mungkin akan sibuk. Aku tak bisa istirahat denganmu. Kau tahu, kan?"Win mengangguk. Dia langas mengeluarkan ponselnya.
"Lihat? Aku akan selalu menghubungimu jadi kau tak perlu khawatir. Aku juga akan berada di perpustakaan atau di kantin dengan Miki. Aku akan makan tepat waktu."
Bright mengangguk, mengambil pergelangan tangan Win untuk ia kecup, sambil berkata."Dan jangan memakan sesuatu yang telah aku larang, oke?"tanya Bright meminta jawaban dari Win.
"Oke.... Bright kau ini sangat perhatian ya kepadaku?"Win terkekeh. Dia kali ini yang lebih dulu mengecup kening Bright.
Bright selalu bahagia dan merasa sangat nyaman ketika Win memperlakukannya seperti itu.
"Sekarang aku ke kelas dulu dan kau juga segera pergilah ke fakultasmu."Bright sangat ingin menggeleng dan mengantarkan Win ke kelasnya tetapi tak bisa. Bright ada sesuatu yang penting dan kali ini Bright benar-benar harus datang tepat waktu.
Selepas kepergian Bright, Win dikagetkan dengan Drake yang merangkulnya.
"Drake?"buru-buru Win melepaskan rangkulan itu.
Dia takut jika saja Bright akan berbalik dan menemukan Win yang di sentuh oleh Drake.
Drake tersenyum cerah dan rupanya juga ada Frank yang seperti buntut Drake. Pemuda itu mengekor Drake di manapun dan kapapun.
"Tumben kau tak di antar Bright? Aku senang akhirnya bisa bicara lagi denganmu."Drake berjalan beriringan dengan Win yang sedikit tak nyaman.
"Ya, dia sedang ada urusan penting di fakultasnya jadi aku ke kelas sendiri sekarang."
Drake mengangguk, dia mengamati Win yang selalu saja terlihat tenang dengan wajahnya yang sangat teduh."Win,"panggil Drake yang menarik tangan Win sehingga kini Win berhenti.
Win mengamati tangannya yang ditahan oleh Drake. Di saat dia berusaha melepaskan tangan Drake, Win tak bisa.
"Kenapa kau menghindar? Lagipula tak ada Bright sekarang."Win bingung harus menjawab seperti apa pertanyaan Drake barusan.
"Aku-"
"Win, sesekali saja. Ayo kita jalan bersama seperti dulu. Kau tahu? Aku sangat merindukan waktu kita bersama."
Win semakin risih. Dia ingin menolak dan segera pergi dari Drake tetapi dia juga merasa tak enak. Tak sengaja, saat itu Win menatap Frank yang wajahnga sangat datar dan suram. Frank tengah memandangi Win dengan sebuah kebencian di matanya.
"Frank,"panggil Win yang membuat Drake menoleh kebelakang dan melihat Frank.
"Kenapa kita tak jalan bertiga saja? Nanti aku akan berusaha meminta izin kepada Bright-"
"Jangan minta izin karena sudah jelas kau tak akan diizinkan. Kakak mu itu sangat posesif Win."
Di dalam hatinya Win mengangguk.'Itulah tujuanku, aku tak mau membuat Bright kecewa karena aku membohonginya.'Batin Win.