Memegang Kendali

897 74 10
                                    


Win mengamati Bright yang sedari tadi tak ada lelahnya untuk memijat kaki Win.Padahal, Win sama sekali tak merasa pegal. Malah sebaliknya, Win takut jika Bright yang kelelahan karna harus melakukan banyak hal setiap harinya bukan seperti Win yang secara tak langsung tak melakukan apapun, semacam pengangguran.

"Meta, apa yang tadi gadis itu katakan kepadamu?"tanya Bright yang masih senantiasa menyentuh kaki Win yang putih dan halus, memijatnya.

"Aku belum sempat membicarakan apapun karna kau datang dan langsung membawaku."Wim terang-terangan mengatakan hal itu. Namun, Bright malah tertawa dan mengangguk seolah puas.Bright lalu berkata lagi,"Itu bagus artinya aku tepat waktu sehingga kau dan gadis itu tak membicarakan hal lain,"

Win langsung menggelengkan kepalanya, tangannya langsung mengacak rambut Bright yang saat itu posisinya duduk di atas karpet sedangkan Win di atas ranjang.

"Namanya Belinda, Bright. Berhenti memanggil dia gadis lain."Win memperingati Bright.

Biar bagaimanapun memanggil seorang gadis seperti itu bukanlah sesuatu yang sopan dan baik.

"Tidak mau."Bright sangat menyukai ketika melihat Win yang merenggut lucu.

Dan benar saja, setelah itu Win langsunh mencubiti pipi Bright."Ayo panggil nama dia dengan benar, Bright! Belinda! Namanya Belinda,"Win merasa gemas dengan Bright.

Bright malah bangkit dan berlari menghindar dari Win sambil menjulurkan lidahnya dan berkata."Gadis itu! Gadis jelek itu!"Win semakin kesal saja.

Mereka berlarian kecil diantara ranjang. Hal itu sangat sederhana tetapi bagi Win maupun Bright, kebahagiaan itu tak selalu harus sesuatu yang mewah. Menikmati waktu berdua dengan saling tertawa lepas adalah kebahagiaan juga.

"Bright! Nama dia Belinda! panggil yang benar! Belinda-"

Tok... Tok...Tok...

Win dan Bright berhenti saling mengejar. Di jam delapan malam ada yang mengetuk pintu? Orang-orang yang biasanya mengantarkan komputer dan laptop yang harus Bright perbaiki datang di jam enam.

"Apa ada laptop lain yang datang, Bright?"Win bertanya. Brigjt mengangkat bahunya acuh.

"Aku tidak tahu. Biar aku melihatnya."Bright segera keluar dari kamar.

Win mengikuti Bright berjalan di belakang pemuda yang lebih tua darinya itu.

Saat Bright membuka kunci pintu mereka, seorang gadis dengan pakaian rapih dan senyum sempurnanya menyapa Bright.

"Hallo.... Bri-"

Brak!

Bright langsung menutup keras pintunya tanpa memperdulikan si gadis malang yang secara jelas diusir dan tak terima disini.

"Bright! Jangan menutup pintu dengan keras di depan wajah seseorang."Win ingin membuka kembali pintu itu akan tetapi Bright menahannya.

"BRIGHT!"Bright tak main-main. Dia langsung menggendong tubuh Win dan membawa pemuda kesayangannya itu masuk ke kamar.

Setelah memastikan Win duduk dengan nyaman di atas ranjang, Brigjt mengecup dahinya.

"Kau di sini saja. Aku akan mengurus masalah itu."

"Tapi siapa yang datang?"tanya Win sambil memandang punggung Bright di depannya.

Bright berbalik dan tersenyum lembut ke arah Win. Bright kemudian menjawab."Pengganggu."

Sungguh, apa yang Bright jawab dengan ekspresi tersenyum adalah perpaduan yang sangat buruk. Bright menjadi semakin mengerikan.

Brak!

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang