Mahasiswa bersinar

1.4K 94 3
                                    

Seperti pagi-pagi biasanya. Win dan Bright masih berada di dalam kamar mereka. Bersiap untuk berangkat ke kampus.

"Bright, warna ini bagus. Kau pakai yang ini, ya."Win memberikan kemeja berwarna biru gelap untuk Bright.

Dengan senang hati Bright menerima pilihan Win. Bright sama sekali tak keberatan saat Win dengan inisiatifnya memilihkan pakaian untuk Bright. Bagi Bright, apapun pilihan Win adalah yang terbaik.

"Jika begitu kau harus pakai yang ini."Bright mengambil celana kain yang tak ketat dengan sweeter dengan berwarna biru gelap dengan strip garis putih di bagian pergelangan tangan.

Mereka berdua memilihkan pakaian untuk satu sama lain dan itu adalah hal yang indah untuk mengawali pagi.

"Bright, apa nanti kau akan sibuk lagi?"Win bertanya untuk memecahkan keheningan di dalam mobil.

Bright sibuk mengendarai mobil, dia hanya melirik singkat ke arah Win, lalu mengangguk."Ada pertemuan dengan beberapa anggota yang akan mengikuti olimpiade. Aku sebenarnya sangat malas tapi mereka hanya akan bermain dan bergosip jika aku tak memimpinnya secara langsung."

Win mengangguk paham walau sebenarnya dia sama sekali tak memahami apapun yang Bright katakan tentang olimpiade.

"Kau sangat hebat, Bright. Aku sampai hampir tak mengenalimu."gumaman lirih Win membuat seluruh perhatian Bright teralihkan.

"Kau bilang sesuatu?"kening Bright berkerut. Tadi ada suara klakson mobil, dia tak terlalu jelas mendengar apa yang Win katakan.

Win menggeleng dan tersenyum ringan lalu menghidupkan musik dan membiarkan alunan musik itu mengisi ruangan di antara dia dan Bright.

Beberapa saat kemudian mereka akhirnya sampai di kampus. Seperti biasanya, Bright akan mengantarkan Win sampai ke ruang kelasnya dan bahkan kali ini sampai duduk di bangkunya.

"Miki. Ingat, jangan tinggalkan Meta saat aku belum menjemputnya seperti kemarin."Miki yang duduk di samping Win mengangguk patuh.

"Tapi jangan lama-lama. Aku ini harus makan dan mengisi perutku. Kau tahu? Aku tak suka mengantri dan aku akan kehabisan makanan kesukaan ku jika terlambat sampai kantin."Miki sungguh cerewet. Membuat Bright harus menulikan pendengarannya, enggan untuk mendengar ocehan Miki.

"Meta, aku pergi dulu. Jangan kelelahan dan ingat untuk selalu mematuhi segalanya yang aku katakan, oke?"Win mengangguk. Dia bahkan membiarkan Bright mengecup keningnya. Sontal perlakukan Bright kepada Win menarik perhatian banyak orang.

Mereka semua tak berani untuk berkomentar. Bright memang terkenal baik tapi juga mematikan.

Miki berbisik di telinga Win selepas Bright keluar dari kelas mereka."Win, kau lihat tadi bagaimana cara Bright memandangmu? Aku sedikit ngeri."Win menggelng dan membhka bukunya.



****




Di fakultas, Bright langsung di sambut oleh teman-teman, dosen dan bahkan profesor yang kedudukannya sangat tinggi di kampus ini. Mereka sangat menghormati Bright, bukan hanya karna Bright yang merupakan keturunan Chivaaree dan donatur terbesar di kampus mereka. Namun, murni karena kecerdasan Bright yang rata-rata.

"Jadi apa kau sudah memutuskan, Bright? Siapa saja yang akan menjadi rekan timnya untuk Olimpiade kali ini?"tanya profesor Roy.

"iya, aku sudah mendapatkan dua nama."Teman teman Bright berharap jika Bright akan menyebutkan nama mereka. Berada di dalam satu tim dengan Bright adalah impian dari sebagian besar anak anak di jurusan itu.

"Siapa?"tanya Profesor Roy dengan antusias.

Baik menutup bukunya. Matanya kini mengarah kepada satu titik."Dia."Telunjuk bright mengarah kepada seorang gadis dengan kacamata dan tubuh pendek nya. Riesa adalah gadis yang sangat pemalu, Tertutup, pendiam dan rumor nya dia adalah anak dari mantan narapidana kasus narkoba dan pembunuhan berencana.

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang