Musuh Baru?

920 66 12
                                    


Bright setia berjalan di belakang Win. Dia masih mengamati Win yang memilah dengan cerdas cat yang akan dia beli.

Jadi, daripada Bright yang membelinya sendiri. Win memilih untuk ikut dengan Bright saat mereka pulang dari kampus.

"Meta, jika yang di tangan kananmu bagus maka pilih yang itu."

Win menoleh kebelakang dengan menunjukkan dua buah cat dengan merek dan harga yang berbeda di kedua tangannya. Dia berkata...

"Bright, ini sangat mahal. Perbandingan dengan harganya hampir tiga kali lipat."Setelah mengatakan itu meletakkan Win langsung meletakkan lagi cat mahal dengan kualitas premium.

Dia malah memasukkan cat yang relatif murah ke dalam keranjang di tangan Bright.

"Tunggu sampai aku kaya. Aku akan membelikan ratusan cat untukmu dengan kualitas premium dan membuatmu hanya melukisku di dalam ruangan tanpa terusik oleh siapapun. Just two of us."Batin Bright.

Saat Bright dan Win membayar di kasir. Seseorang tiba-tiba saja menepuk pundak Win. Win menoleh ke belakang, matanya menyipit untuk mengingat siapa gerangan pemuda tinggi itu."

"Kau Win?"

Suara orang itu membuat Bright berlangsung menoleh dan melirik tak suka bagaimana orang asing itu menyentuh pundak Win.

"Siapa kau?"tanya Bright dengan nada tak suka.

Setelah selesai membayar, Bright langsung menarik tangan Win keluar dari sana.

Akan tetapi pemuda tinggi yang tak lain adalah Arlo mengikuti Win dan Bright. Arlo bahkan tak takut untuk memanggil nama Win sekali lagi dan membuat langkah Win dan Bright terhenti.

"Bright, sebentar."Win mencoba menahan Bright.

"Kenapa buru-buru sekali?"Arlon sepertinya sama sekali tak tahu situasi dan kondisi.

Dia buta? Tidak kan? Seharusnya dia tahu, jika Bright tengah memancarkan tatapan tak suka kepada dirinya saat itu.

"Oh! Apa dia Phi-mu, Win?"Akhirnya Arlo menyadari Bright.

Bright tak bisa berfikir jernih."Bagaimana bisa dia mengenal Meta? Bagaimana bisa?"Batin Bright yang di landa ketakutan.

Win ingin melepaskan tangannya dari genggaman Bright karna merasa tak enak di lihay oleh Arlo akan tetapi Bright menahannya

"Kita pulang."Bright tengaj menjaga amarahnya.

Tetapi saat itu, sebuah tangan Win yang lain di tahan oleh Arlo.

"Win, aku ke unit rumah susun mu kemarin dan tak ada orang disana. Syukurlah kita bertemu saat ini."

Desiran darah Bright langsung memanas. Dia melepaskan tangan Win dan langsung berdiri dihadapan Arlo. Memandang Alro dengan penuh selidik sambil bersiap untuk memukul pemuda itu jika perlu.

"Bagaimana kau bisa mengenal Meta?"tanya Bright dengan menekankan kata Meta.

Win menepuk pundak Bright agar paling tidak itu bisa sedikit tenang. Namun? Tidak. Bright tak bisa tenang, dia sedang gelisah dan sangat ingin memukul wajah Arlo.

"Bright-"

"Diam!"Bright berbalik dan menatap ke arah Win.

"Kau membohongi aku? Kau bilang kau tak berteman dengan siapapun, lalu siapa dia?"Bright kira Win sudah bermain api di belakangnya.

Win menggeleng. Dia menahan lengan Bright lalu mulai mengatakan yang sebenarnya.

"Dia Arlo. Dia yang sempat aku bantu, Bright."

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang