Pemikiran Kejam

609 55 3
                                    


Bright benar-benar tak mengira jika Miki terlibat dalam masalah seperti ini. Awalnya Bright mengira jika Dexter hanya membual namun setelah Dexter memberikan beberapa bukti berupa foto-foto yang didapatkan pemuda itu saat menyelidiki masalah mafia Spanyol itu tentu Bright tak bisa lagi mengelak.

"Miki, dia terlihat polos tetapi sebenarnya dia adalah Serigala berbulu kelinci."

Peribahasa yang Dexter memang tak benar tetapi itu sangat tepat untuk deskripsikan Miki saat ini.

"Kau benar, Dex."Bright kembali mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di sana.

"Mulai besok aku sendiri yang akan mencari tahu tentang Miki bahkan aku akan melakukan sesuatu yang akan membuatnya sangat menyesal."

Dexter semakin merasa tertarik dengan apa yang mungkin saja akan Bright lakukan. Dexter lantas bertanya sambil memainkan gelas yang ada di meja dengan lihai.

"Apa yang akan kau lakukan? Jika kau lupa, Miki pernah menjadi sahabatnya Win."

"Mantan. Dia tak lebih dari parasit yang tak berguna."Bright langsung mengoleksi tanggapan Dexter.

Bright awalnya memang berniat untuk membalaskan dendamnya kepada Miki hanya saja Miki ikut bekerja sama dengan Belinda saat mereka selalu melakukan hal berupa kecelakaan kecil yang mencelakainya dan Win. Namun apalagi saat ini? "Mikir terlalu jauh dalam mencari masalah denganku."

Brak-

Buru-buru Bright dan Dexter merubah laut wajah serius mereka. Ketika Win datang dan mengusap matanya.

"Meta? Ada apa?"Bright langsung menghampiri Win dan membimbing tangan Win untuk duduk di sisiNya.

Saat itu Win masih terus mengusap matanya hingga Bright harus menahan tangannya agar tangan pemuda itu tak terus mengusapnya yang terlihat berair dan merah.

"Aku terbangun dan mataku sudah sakit."Win tak berbohong saat itu.

Bright mengganggu. Dia tetap meminta Win untuk menutup matanya lalu mengusir Dexter dari sana.

"Hujan sudah berhenti. Pergilah dan aku akan menghubungi dirimu nanti."

Dexter ingin sekali menolaknya karena dia sangat ingin melihat apa yang terjadi kepada Win akan tetapi niatnya itu ia tak akan terealisasi karena Bright yang sudah tak ingin dibantah.

Setelah kepergian Dexter, kini Bright membawa kembali Win ke kamar. Melihat gejala dan ciri-ciri yang Win beritahu, Bright bisa menyimpulkan jika win terkena infeksi mata.

"Kita ke rumah sakit saja."

Win buru-buru menggeleng. Dia menahan tangan Bright itu Win masih menutup mata karena rasa silau yang kian perih ketika dia melihat cahaya.

"Aku tak apa, Bright. Ini akan segera membaik."Bukan apa, akan tetapi Win sudah sangat muak untuk terus keluar masuk rumah sakit.

"Tapi bagaimana jika ada sesuatu yang serius?" Tanya Bright yang masih sangat cemas melihat Win yang kesulitan bahkan tak mampu membuka matanya.

Win secara tak langsung mengeluarkan banyak air mata dari mata kirinya, ia tak bermaksud untuk menangis akan tetapi mata kirinya memang terasa sangat sakit kalah dia bersikeras untuk membuka matanya untuk menatap Bright.

"Bright tolong matikan lampunya."Win meminta kepada Bright sambil menutup matanya yang semakin berair.

Bright dengan cepat matikan semua lampu yang ada di sana."Meta... Sudah,"ucap Bright pelan.

Secara belahan Win membuka matanya. Gelap memang tetapi untuk kali ini kegelapan tak membuat mata Win merasa sakit.

"Ini jauh lebih baik."Win berucap lega.

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang