Kembar Tak Sedarah

631 56 2
                                    


Hujan masih deras dan semakin tak terkendali di luar sana. Guna menghindari cuaca yang tak menentu dan bisa saja menyerang kesehatan Win mereka memutuskan untuk tak berangkat kuliah.

Dan di sinilah mereka saat ini duduk bersama Sebelahan di atas ranjang sambil memikirkan banyak hal yang sudah mereka lalui dan menanti untuk dilalui di masa depan.

Sungguh Win begitu ingin menanyakan banyak sekali pertanyaan kepada Bright tetapi Win masih tahu diri dengan melihat kondisi Bright yang sama sekali tak memungkinkan untuk ditanyai banyak pertanyaan.

Bright memang sudah tak terlihat sedih seperti sebelumnya akan tetapi Win masih bisa merasakan sebuah luka yang masih membekas di dalam hatinya.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?"Akhirnya Bright memutuskan pandangan mata Win yang sejak tadi selalu tertuju kepadanya.

Win sedikit gugup saat itu karena tiba-tiba saja Bright mengarahkan matanya yang polos kepada Win. Terkadang ia juga heran kenapa bisa Bright melihatnya dengan begitu polos sedangkan dengan orang lain mata Bright itu terkesan datar dan dingin.

"Meta..."Sentuhan Bright membuyarkan lamunan nya.

Pemuda itu menjalankan dan memilih untuk Membaringkan kepalanya di bantal. Mata Win sudah tak lagi mengarah ke Bright melainkan ke kalender yang ada di dekat mereka.

"Sebentar lagi kau ulang tahun, Bright."

Bright tau. Dia tak melupakan tanggal yang sempat dia benci namun berubah ketika Win yang datang ke dalam hidupnya dan menjadi bagian terpenting bagi Bright.

Bright ikut berbaring di dekat Win bahkan pemuda itu kini menduselkan hidung tingginya kepada Win.

"Sudah berapa usiamu? Oh astaga... Bright kita ini akan semakin besar."Mendengar ucapan Win, Bright lantas mengangguk dan membenarkan.

"Semakin cepat aku besar semakin mudah aku mendapatkan apa yang aku mau, Meta."

"Dan itu adalah kau."Batin Bright menambahkan.

Win termenung memikirkan ulang tahun Bright, itu artinya selama ini dia selalu ada di sisinya dan selalu melindungi dirinya itu cepat atau lambat pasti akan menemukan jalan hidupnya sendiri.

"Bright... Apa kau menginginkan sesuatu?"Kali ini Win berbaring menyamping sehingga dia bisa dengan lebih leluasa melihat setiap detail wajah Bright.

Sudah sejak lama Win selalu ada bersama dengan Bright dan entah bagaimana belakangan ini Win juga menjadi merasa takut, takut untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu ia takutkan.

"Aku takut kita akan berpisah Bright." Win mengadu di dalam batinnya tanpa terdengar oleh Bright.

Memikirkan pertanyaan Win membuat lengkung senyum di ujung bibir Bright nampak seperti sebuah pelangi di kala hujan tak berhenti. Seperti itulah senyuman Bright di mata Win.

"Aku ingin...."

Win masih menanti rasanya dia ingin memberikan hadiah yang sangat berarti bagi Bright apapun itu yang akan selalu membekas di dalam diri mereka.

"Sesuatu yang akan selalu membuatku dan kau saling mengingat, Bright."Win menambahkan di dalam batinnya.

Ketika Bright akan menjawab semuanya Buyar karena denting bel di depan pintu unit milik terdengar.

"Hei! Ini aku! Buka pintunya!"

"Hei! Bright! Win!"

Bright hampir saja melemparkan jam kecil di dekatnya saking kesalnya dengan suara Dexter yang datang di waktu yang salah.

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang