Dokter pribadi yang Posesif

1.6K 94 2
                                    


"Meta, kau tak akan aku izin kan lagi untuk bermain hujan."

"Meta, Pake selimutnya dengan benar dan jangan gulung lengan bajumu. Dingin!"

"Meta, minum airnya jangan menyisakan setetes pun."

"ini obat dan vitamin nya. Minum semuanya."

"Meta, jangan turun ke lantai kakimu akan dingin nanti."Bright terus saja melarang dan memerintahkan Win. Dia kini bahkan menahan kaki Win yang akan menginjak lantai dengan kedua telapak tangannya.

"Hahaha... Bright geli. jangan menggelitiki kakiku."Win tak kuasa menahan tawanya kala jemari Bright yang menahan kakinya dengar beraksi membuat Win kegelian di bawah sana.

"Itulah, jangan nakal. Lantai nya dingin dan aku tak mau kaki mu menjadi dingin nanti."

Win hanya Tersenyum kecil setiap saat bibir Bright terus bergumam kesal. Bright yang seperti itu nampak lebih normal dimata Win ketimbang Bright yang hanya diam sambil terus memandangi Win tanpa berkedip.

"Meta, lihat apa yang terjadi sekarang? Kau demam. Kau sakit."Bright memaksa Win untuk pergi ke rumah sakit sebelumnya akan tetapi Win menolak nya mentah mentah.

Apa ada orang dewasa yang demam karena hujan ke rumah sakit?

"Bright, Jangan berlebihan. Aku hanya demam."

Bright berbalik dan memandang Win dengan sangat serius. Wajah pemuda itu nampak tak suka dengan Win yang menganggap ringan perihal demam ini.

Bright mendekati Win yang masih duduk setengah berbaring di atas ranjang. Semakin dekat hingga membuat Win kehabisan ruang untuk benafas saking dekatnya jarak antara mereka berdua.

"Bright, ada apa? Kau-"

"Meta. apa kau tahu demam itu bukanlah sesuatu yang ringan dalam kasusmu. Kau sakit, kau sehat, kau-kau bisa-"

"Bright... jangan lanjutkan lagi."Win menggeleng dengan meletakkan telapak tangannya di atas bibir Bright.

Win memeluk Bright, dia tak mau mendengar Bright yang akan kembali mengungkit penyakit Win.

"Aku akan baik baik saja, Bright. Besok pagi demam ini akan turun. Aku berjanji."Win tak seharusnya menjanjikan hal semacam itu. Dia sendiri tak tahu, apakah esok demam nya akan hilang atau tidak.

Win membuka matanya kembali setelah menyadari jika saat ini dia dengar memeluk Bright. Dengan buru buru Win melepaskan pelukannya dari Bright.

"Meta?"Bright kaget saat Win mendorong tubuhnya.

"Bright, aku sedang sakit. Jangan memeluk ku dulu malam ini, juga jangan tidur denganku dulu."Win tak mau jika Bright itu sampai tertular penyakit nya. Apalagi berarti itu adalah mahasiswa penting di kampus yang banyak aktivitas, bagaimana jika Bright akan sakit nanti dan menghambat semua aktivitasnya?

"Meta, aku tak akan sakit."ujar Bright. Dia langsung naik ke atas ranjang, masuk ke dalam selimut yang sama dengan Win lalu memeluknya erat.

"Bright, geli. Hentikan ini."Win berusaha menyingkir kan Wajah Bright yang berada di dada Win. Bukannya apa, tetapi saat itu Bright sengaja meniupi dada dan leher Win hingga menimbulkan sensasi geli di sana.

"Meta,  jika kau tak mau geli maka jangan usir aku."Bright tak mau tidur terpisah dengan Win. Dia terbiasa tidur dengan memeluk Win di dalam pelukannya.

"Tapi aku sakit, Bright. Bagaimana jika kau tertular?"Tanya Win dengan pelan. Dia berharap kali ini bujukannya kepada Bright akan manjur namun tak semudah itu, Bright malah semakin lengket kepada Win.

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang