Saling Memiliki

1K 77 4
                                    


"Bright, apakah nanti aku boleh ke toko buku?"

Bright yang sedang memasangkan tali Sapatu Win lantas mendongak menatap wajah Win yang Setengahnya ditutupi kacamata.

"Apa yang mau kau beli?"tanya Bright.

"Beberapa cat lukis ku habis. Aku harus membelinya."

Bright mengangguk bersamaan dengan dia yang telah selesai memasangkan sepatu Win.

"Biar aku saja yang membelikanmu."

Win buru-buru menggeleng lalu dia berkata."Toko bukunya tak jauh, Bright. Ada di daerah sekitar kampus."

"Aku bisa membelinya saat jam istirahat jadi kau tak perlu memberlikannya untukku."Win tak mau menambah beban bagi Bright.

Di kampus dan di rumah Bright selalu sibuk dia melakukan banyak hal sekaligus jadi setidaknya Win tak ingin merepotkan Bright dengan hal-hal kecil seperti ini.

"Meta, biar aku saja."

"Tap-"

"Kita akan terlambat, jadi ayo berangkat."selalu saja seperti ini.

Bright memang tak memarahi Win tetapi penolakan Bright seolah menunjukkan jika Bright sama sekali tak mempercayai Win.

Di perjalanan keduanya kembali terdiam memikirkan banyak hal yang belum bisa untuk dibagi satu sama lain.

"Kasihan sekali Frank. Dia kini jadi bahan bully-an semau mahasiswa."

"Apalagi sekarang Drake tak lagi mau berteman dengannya. Dia tak punya teman satupun."

"Aku memang kasihan kepadanya tapi dia pantas mendapatkan itu. Dia hampir membunuh Win saat itu."

"Kau benar, Bright saja sampai membenci dia."

"Semua orang yang Bright benci akan kita benci juga."

"Ah, Bright dia begitu sempurna!"

Di sepanjang perjalan menuju ke kelas Win, mereka berdua mendengar dengan jelas banyak orang yang terang-terangan membicarakan Frank.

Win yang memang belum tahu jika Frank kini menjadi bahan bully menjadi sedikit khawatir.

"Bright, apa yang kau lakukan?"Win bertanya kepada Bright.

Bright menatap Win dengan binar polos saat itu lalu dia menggeleng."Aku melakukan apa? Aku akan mengikuti olimpiade seminggu lagi, selebihnya aku tak melakukan apapun."

"Bright. Kau tahu maksudku."Win mendesak Bright.

Saat itu mereka sudah ada di depan kelas Win akan tetapu Win masih belum masuk. Hatinya mengganjal mendengar semua orang tentang Frank.

"Frank. Kenapa dia di bully? Dan kenapa mereka bilang kau membencinya?"akhirnya Win tahu. Sekiranya itulah pikir Bright dalam batinnya.

Niat Bright adalah untuk tak memberitahu hal ini kepada Win.

"Meta, dia di bully lalu aku harus apa? Aku tak mau ikut campur dengan urusan semacam ini."Bright berkata sambil memainkan helai rambut Win. Membenarkan rambut lembut itu dan tersenyum sesaat.

"Sekarang kau masuk. Aku akan ke fakultasku dan akan menjemputmu lagi saat istirahat."

Tak ingin lebih lama membucarakan tentang Frank, Bright langsung pergi dari hadapan Win setelah memberikan kecupan di dahinya.

Win mematung melihat punggung Bright yang mukai menghilang di antara mahasiswa yang lain. Helaan nafas terlihat jelas saat itu.

"Aduh, maaf-"

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang