Dexter bukanlah tipe mahasiswa yang betah duduk diam dengan buku di tangannya tapi kali ini seperti sebuah kejadian langkah karna pemuda itu berada di perpustakaan kampus dengan lima buku tebal yang di tumpuk menjadi satu di sisinya.Bahkan penjaga perpustakaan menjadi heran di buatnya.
"Nak Dexter kan ya?"dengan takut-takut si penjaga perpustakaan menegur Dexter.
"Iya."Dexter menjawab dengan menatap sebal orang tua itu.
"Apa ada masalah?"tanya Dexter lagi. Karna ditatap tajam oleh Dexter penjaga perpustakaan itu langsung menggeleng dan pergi dari sana.
Dexter masih duduk di tempatnya walaupun dia sangat merasa bosan padahal belum ada lima belas menit dia berada di ruangan penuh buku itu.
"Jika saja bukan karna Win, aku tak akan kemari,"Dexter menghidupkan ponselnya dan menyetel musik yang ia sambungkan ke kabel earphone miliknya.
Mendengarkan musik sembari menunggu kedatangan Win. Dexter mendapat informasi dari teman-temannya jika Win akan berada cukup lama di perpustakaan hari ini untuk menunggu Bright selesai dari segala macam kesibukan di fakultasnya.
Jujur saja sejak melihat dan mendengar suara Win secara langsung kemarin, saat Dexter tengah bermain dengan Frank ia menjadi tertarik.
Dexter memang sudah sering mendengar tentang Win dan Bright hanya saja saat itu dia sama sekali tak peduli seperti sekarang.
Setelah sekian lama menunggu apa yang Dexter nantikan akhirnya datang.
Yap! Win dengan Bright yang membawa tas milik pemuda cantik itu mulai memasuki perpustakaan.
Bright mengantarkan Win ke tempat biasa yang Win duduki. Setelah beberapa kali menasehati Win dan memberikan banyak kecupan di dahi Win, Bright segera pergi dari perpustakaan.
Melihat perlakukan Bright kepada Win memunculkan pertanyaan di dalam hati Dexter saat itu. Bukanlah hal yang baru memang, semua di kampus ini sangat tahu bagaimana cara Bright yang memperlakukan Win lebih tinggi dari kata sempurna.
Dexter masih memgamati Win yang duduk tenang dan membaca buku. Saat itu Dexter masih menunggu saat yang tepat untuk menyapa Win.
Hingga saat Win beranjak dari bangkunya dan pergi ke rak buku di belakang Dexter mengikuti Win dan rupanya saat itu Win ingin mengambil sebuah buku dongeng yang tersimpan di rak yang tingginya di luar jangkauan Win.
Win bahkan berjinjit untuk meraih buku yang ia mau. Di saat itulah Dexter tersenyum di dalam hatinya.
'Ini saatnya, Dexter!' seru Dexter di dalam hatinya dengan kakinya yang melangkah semakin dekat dengan Win.
"Eh?"Win merasa terkejut. Dia melihat kebelakang dan langsung disuguhi dada bidang milik Dexter.
"Apa ini buku yang kau mau?"Dexter bertanya sembari menyodorkan buku di tangannya. Win melihat wajah Dexter dengan sedikit mendongak.
Dexter itu tinggi bahkan tingginya sama persis dengan Bright.
Win mengangguk kaku dan mengambil buku itu tetapi ketika Win melihat jelas lagi wajah Dexter Win langsung mundur dan punggungnya hampir saja menabrak rak buku yang lumayan tua itu namun, beruntung ada tangan Dexter yang menjadi bantalan punggung Win sehingga punggung ramping itu tak membentur rak buku.
"Hati-hati,"Dexter menegur Win yang terlihat seperti terkejut.
"Melihat ekspresi dan gerak tubuhmu, sepertinya kau mengenaliku kan, Win?"saat itu Win langsung melepaskan tangan Dexter di punggungnya dan mundur ke arah lain sambil meremas buku di tangannya.