Bekerja Dan Menjaga Win

978 83 11
                                    


Apa yang Bright katakan benar adanya. Win sampai terkejut melihat ruangan rumah susun mereka yang semakin sempit dengan datangnya semua komputer dan laptop berbagai merek.

Dua jam yang lalu ada beberapa orang-orang dengan badan besar yang membawa banyak sekali barang itu untuk Bright perbaiki.

Masalahnya bukan hanya itu. Melainkan satu set komputer canggih yang Win tak bisa deskripsikan yang pasti benda yang satu ini masih baru dan terlihat sangat mahal.

Lantas Win mulai bertanya kepada Bright."Bright, apa kau membeli yang satu ini?"Bright masih memeriksa beberapa komputer menoleh kepada Win yang berada di dekat satu set perlengkapan komputer canggih yang masih tersegel.

"Tidak,"Karna sepertinya Win ingin bertanya banyak pertanyaan kepada Bright jadilah Bright melepaskan sarung tangannya dan mencuci tangannya setelah itu dia mendekati Win.

Bright menggiring Win untuk masuk ke kamar. Dia menutup pintunya dan lagi-lagi Bright akan duduk di atas karpet sedangkan Win duduk di atas ranjang.

"Apa kau mau bertanua sesuatu?"

Win mengangguk. Wajahnya menjadi serius kala itu."Bright, kita sudah berjanji untuk tak pernah berbohong satu sama lain."Bright mengangguk, dia membenarkan posisi duduknya agar semakin nyaman untuk memandangi wajah Win.

"Lalu, bagaimana kau bisa mendapatkan uang untuk mengganti biaya pembebasanmu kepada Tante Anna? Lalu, bagaimana bisa kau bekerja menjadi tukang servis? Darimana kau belajar semua itu? Bright... Aku sangat percaya kepadamu. Tetapi terkadang ada banyak hal yang masih sulit aku pahami tentangmu."Win risau. Dia takut jika dia tak lagi mampu untuk memahami Bright selayaknya Bright yang selalu mampu memahami dirinya.

Melihat raut wajah Win yang kembali cemas, Bright lantas menyentuh kerutan itu seolah ingin mengusir pergi rasa cemas yang Win rasakan.

"Aku tak pernah berbohong kepadamu."Bright berkata dengan pelan.

"Uang ganti untuk wanita itu aku dapatkan dengan cara baik-baik."Bright sangat yakin ketika mengatakannya.

"Lalu pekerjaanku ini? Meta, aku seidkit bisa memperbaiki barang-baramg semacam ini walaupun awalnya aku tak ahli tapi dengan membaca dan melihat beberapa orang yang memperbaikinya, aku bisa belajar dan menjadi ahli."

Bright cerdas dan Win percaya jika yang satu ini."Tapi darimana komputer set baru yang canggih dan mahal itu?"Kini Win ingin tahu darimana Bright membawa pulang benda mewah itu.

"Itu untuk menjawab pertanyaan pertamamu, tentang bagaimana aku membayar hutang wanita itu."jawaban Bright membuat Win menautkan alisnya, dia merasa bingung.

"Maksudnya, aku mendapatkan komputer set itu dari seseorang yang membutuhkan jasaku untuk kepentingannya."

"Jasa apa Bright?"tanya Win yang masih belum juga paham.

"Hacker."







****






"Bright terlampau cerdas. Aku tak pernah tahu jika dia juga seoranf Hacker."Win bergumam di atas ranjang.

Saat ini jarum sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Win hanya bergelung di dalam selimutnya dan akan pura-pura tertidur saat Bright datang untuk mengeceknya.

Win masih memikirkan tentang Bright.

"Pantas saja Bright mampu melunasi hutang dengan cepat."

Bright tadi mengatakan kepada Win jika uang yang diberikan oleh seseorang itu sangat banyak. Bright diminta untuk meretas sistem perusahaan. Bukan hanya itu, tapi orang itu meminta Bright meretas sistem milik lina perusahaan sekaligus dengan bayaran selangit.

"Aku sedikit haus,"Win ingin meminum air putih di luar sambil menemukan Bright. Akan tetapi saat dia keluar kamar, dia malah menemukan Bright yang sedang tertidur di atas meja kerjanya.

"Bright juga manusia. Dia pasti lelah."Win tak akan membangunkan Bright karna jika Bright bangun, dia malah akan kembali bekerja.

Saat Win selesai memuaskan rasa hausnya, dia ingin kembali ke kamar akan tetapi pintunya di ketuk dari luar.

Pintu besi itu sangat mudah bersuara. Ada bandul besi yang tertaur di luarnya, sehingga memudahkan seseorang di luar untuk memberitahukan kehadirannya.

Win ragu. Dia tak mau membangunkan Bright tatapi dia juga dilarang oleh Bright untuk membuka pintu.

Tapi suaranya semakin keras dan bisa saja malah mengganggu tidur Bright. Jadilah Win putuskan untuk membuka pintunya.

Saat Win membuka pintu kayunya, dia langsung dibuat terkejut dengan kedatangan Arlo.

"Arlo?"

"Ada apa kau kemari malam-malam?"Win bertanya dengan menekan suaranya agar Beight tetap menjaga tidurnya.

"Aku ingin meminta maaf secara langsung kepadamu. Kau--,"

"Meta!"

Win bergetar saat itu suara Bright yang seolah mampu melubangi punggung Win."Bright? Kau bangun?"Win menjadi canggung.

Rasa-rasanya seperti seorang kekasih yang ketahuan bertemu dengan orang lain saat kekasihnya tengah tertidur.

"Apa yang kau lakukan di dana?"Bright mendekati Win.

Dia menarik tubuh Win menjauh dari pintu dan meminta Win untuk kembali masuk ke kamar.

"Sial! Aku tak tahu jika Bright ada di rumah."Batin Arlo.

Setelah memastikan Win masuk dan menutup pintunya, Bright kembali menemui Arlo. Dengan pintu jeruji besi yang memisahkan mereka Bright bertanya sambil menatap tajam kepada Arlo.

"Hari sudah sangat gelap. Tak logis jika kau datang untuk berkunjung."

"Aku, aku datang untuk mengucapkan maaf kepadamu dan Win tentang Miki yang sudah membawa kasusmu ke kantor polisi."

Tentu saja Bright tak akan percaya dengan apa yang di ucapkan Arlo.

"Kau datang di malam hari hanya untuk menemui Meta kan? Kau mengira jika aku bekerja saat malam. Aku tak ada dirumah saat malam dan kau bisa bebas berbincang dengannya. Benar begitu Arlo?"tanya Bright dengan sengaja menekan nama Arlo.

Arlo meneguk salivanya dengan sulit karna jujur saja apa yang Bright katakan memang benar. Tapi Arlo sama sekali tak merencanakan niat buruk apapun.

"Aku tak ingin berbuat keributan di malam hari.. jadi pergi dari sini dengan kedua kakiku sendiri."

Tak ingin menentang Bright, Arlo segera keluar dari sana dengan langkah yang terburu-buru.

Brak!

Bright menutup kembali pintunya. Matanya masih menajam.

Dia tidak lagi tertidur atau bekerja memperbaiki sisa laptop. Dia hanya duduk sambil memandang lurus pintu kamar yang ditiduri oleh Win. Kedua jemarinya saling bertautan.

"Semakin tak aman."Tiga kata itu memiliki banyak arti.

"Walaupun pintu itu sudah dimodifikasi tetap saja tak aman. Bisa saja saat aku tertidur Meta membula pintu untuk orang asing seperti tadi."Bright tidak bisa menyalahkan Win, karna Win terlalu baik.

"Ya, aku akan merenovasinya lagi."Bright dengan pemikirannya yang sulit dipahami mulai merancang desain pintu baru.

Bahkan ia berniat untuk memasang busa kedap suara dibunit rumah susunnya. Meminimalisir suara-suara yang mengganggu dia dan Win ketika berada di dalam ruangan itu.

Bright juga berniat untuk memasang CCTV di luar dekat pintu dan juga CCTV mini di setiap sudut unit ini agar Bright bisa tetap memantau Win suatu saat ketika dirinya sedang ada diluat dan harus meninggalkan Win sendiri.

"Aku sangat ingin bisa melihatmu dua puluh empat jam."Obsesi Bright semakin meningkat, sehat atau tak sehat? Hanya Win yang bisa mengetahuinya.































****

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang