Win masih bertanya-tanya, saat itu apa yang ada dipikiran Bright? Win tak akan menutup mata dan melupakan fakta jika Bright salah satu manusia yang paling licik."Bright, aku memang sangat ingin menemui Frank bukan berarti kekereasan. Aku tak mau jika sampai melukai para bodyguard itu."
Bright tahu sebaik apa hati Metawin itu, lantas ia mengangguk dan menyelipkan helaian rambut Win yang jatuh dan hampir menusuk mata.
Bright mulai menarik kepala belakang Win agar wajah pemuda yang jauh lebih pendek Bright ada di dalam jangkauan bibirnya kemudian Bright berbisik sambil menggelitik telinga Win dengan menjilatinya sedikit.
"Bright, ini rumah sakit, jangan seperti ini."ucap Win yang saat itu terlalu takut untuk menjadi pusat perhatian di rumah sakit ini.
Bright kian terkekeh lalu dia menayap Win penuh rasa jail,"Jadi saat kita ada di rumah maka aku bisa menggodamu?"pertanyaan Bright malah sukses membuat Win salah tingkah.
Dengan sedikit gugup Win menepuk pelan pipi Bright lalu ia meminta Bright untuk kembali serius,"Ayo katakan apa yang kita harus lakukan kepada mereka? Apa rencanamu Bright?"tanya Win yang masih menahan rasa malunya karna Bright masih saja memasang wajah menggodanya itu.
"Oke... baiklah, jadi rencananya.....,"Bright mulai membisikkan rencana yang ia maksud kepada Win.
Awalnya Win sedikit keberatan dengan rencana Bright yang satu ini akan tetapi setelah dijelaskan dengan lebih detail akhirnya Win juga memikirkan jika rencana Bright adalah yang paling aman.
"Sekarang aku akan ke apotik dulu. Kau mau ikut atau tetap disini?"
"Aku akan menunggu di sini saja."
Bright mengangguk dan mengecup singkat kening Win lalu segera menuju ke apotik yang ada di rumah sakir ini untuk mendapatkan beberapa obat yang akan ia bubuhkan ke dalam minuman para bodyguard itu.
Bright memang masig mahasiswa biasa di bukan salah satu dokter rumah sakit ini tetapi Brigh sudah mendapatkan keuntungan dari kemampuan dan kecerdasannya di kampus. Jika kalian lupa, rumah sakit ini adalah rumah sakit tempat biasa Win di rawat. Rumah sakit milik Prof. Roy dan hampir semua dokter muda ataupun senior yang ada disana mulai mengenal Bright sebagai mahasiswa emas anak asuh Prof Roy.
Sembari menunggu Bright, Win masih terus bersembunyi sedikit menjauh dari ruangan Frank. Ada banya sekaku pertanyaan yang muncul di dalan benak Win.
Frank tak memiliki siapapun kecuali Drake dan orang tua Frank juga bukan orang tua yang peduli kepada anaknya jika Frank sakit. Sudah sejak SMA Win mengenal Frank tentu saja Win tahu betul bagaimana keluarganya dan siapa saja teman yang Frank miliki.
"Lalu siapa yang memerintahkan bodyguard itu di sana?"Win semakin cemas. Win takut jika ada orang yang sedang berniat jahat kepada Frank.
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya Bright datang dengan dua buah minuman kopi di dalam cup.
"Di dalam minuman ini sudah aku campurkan obat tidur dosis sedang."
Win memerikasa lagi minuman itu, ia masih tetap ragu tetapi dia juga sangat perlu untuk menemui Frank sekarang dan memastikan kondisi mantan temannya itu.
"Baiklah, Bright."
Kemudian setelah itu Bright memberhentikan sembarang orang untuk mengantarkan minuman kopi itu kepada dua orang bodyguard di depan pintu kamar Frank.
"Bright, kau membuang terlalu banyak uang untuk itu."Win mengeluh. Tadi Bright memberikan beberapa lembar uang kepada wanita berbadan seksi yang ia utus untuk mengantarkan minuman kepada para bodyguard.