Sesuai janjinya kepada Win kemarin untuk mengajaknya ke taman. Pagi-pagi sekali Bright telah mempersiapkan segalanya."Bright jika kau mau menyewa tempat itu kita tak usah pergi, aku tak mau."Win menundukkan kepalanya dan malah memainkan kuas lukis di tangannya sebagai bentuk rajukannya kepada Bright.
Jika begini mana bisa Bright tetap kekeh pada keinginannya."Baiklah,"
"Padahal aku hanya mau yang terbaik untukmu,"ucap Bright agak suntuk.
Win menyentuh pundak Bright dengan pelan lalu mulai menjelaskan kepada pemuda itu.
"Bright, menyewa tempat itu hanya untukku tanpa memikirkan orang lain itu salah. Bagaimana aku bisa merasa nyaman di sana saat ada orang lain yang malah jadi terhalang untuk menikmati libur mereka di taman bermain."
"Bright, terkadang kita harus memendam jauh-jauh sikap egois kita."Win menambahkan seraya membenarkan jaket yang Bright kenakan.
"Jadi? Apa sekarang kita jadi kesana? Atau kau akan marah kepadaku sepanjang hari?"Win terus mencubiti ringan pipi Bright berharap agar pemuda itu bergeraj hatinya.
"Oke, tapi sebelum itu..."Bright membingkai pundak Win dan dia mengamati penampilannya.
"Kau terlalu menarik perhatian,"
Win menggeleng agak lelah dengan pemikiran Bright yang satu ini padahal Win sama sekali tak memakai sesuatu yang berlebihan. Dia bahkan tak menata rambutnya sekeren Bright atau memakai riasan wajah. Win hanya memakai cream tabir surya agar kulitnya tak memerah di bawah terik matahari dan juga lipbam agar bibirnya tak kering dan pecah.
"Meta, aku--"
"Bright, semua yang melekat di tubuhku adalah pilihanmu. Kenapa kau malah mau menyalahkan diriku yang terlalu memikat,"tanya Win.
Bright menggeleng untuk menyangkal apa yang baru saja Win katakan."Bukan. Bukan maksudku untuk menyalahkanmu."
"Lalu?"
Bright terdiam sejenak guna memikirkan alasan yang tepat. Jujur saja, semakin hari Bright melihat Win maka pemuda berhati sutra itu sangat amat lebih indah. Win yang tak berhias atau menggunakan pakaian yang menarik perhatian tetapi auranya memancarkan seolah mampu menarik siapapun untuk menyukainya.
"Semuanya tentang dirimu begitu indah,"
Bright semakin mengurung tubuh Win diantara tubuh tingginya. Dia lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Win dan mulai berbisik pelan.
"Hingga rasanya aku tak ingin membagikan kepada siapapun dan apapun yang ada di luar sana."
****
Sejak ada di dalam taksi menuju taman bermain, Win tak bisa untuk melupakan segalanya yang tadi pagi Bright katakan di depan wajahnya secara langsung.
"Meta, ada apa di luar sana?"
Win buru-buru menatap Bright dan menggeleng."Tidak ada, Bright."
Bright mengangguk dan dia malah menarik Win agar kepala pemuda itu bersender di bahu dan dada bidangnya.
Walaupun Win ingin menolak dengan halus, toh itu percuma. Bright sulit untuk didebat dalam perihal seperti ini.
Waktu berjalan lebih cepat dari biasanya. Bright dan Win akhirnya sampai di taman bermain yang sangat ramai.
Helaan nafas kesal Bright keluarkan, matanya mengedar dan menyadari betapa ramainya tempat itu.
"Mungkin ada lebih dari tiga ribu orang sekarang dan mereka akan melihatmu,"
Win hanya terkekeh dan mengaitkan lengannya ke lengan Bright agar membuat pemuda itu merasa jauh lebih tenang dan emosinya surut.
"Mereka memiliki mata, Bright. Bagaimana bisa mereka tak melihatku?"Win bertanya dengan nada candaan.
"Ah! Bisa... bisa jika kau ini hantu yang tak kasat mata."Win kembali menjawab pertanyaan miliknya sendiri.
Belum sempat mereka berjalan masuk kedalam sebuah suara yang sangat Bright benci terdengar menyapa keduanya.
"Win? Bright? Kalian ada di sini juga?"
Gadis itu Belinda. Dan belum cukup dengan satu pengganggu muncul lagi satu pengganggu baru.
"Hei, kita bertemu juga. Bisa aku bergabung?"Dia adalah Dexter yang kehadirannya sangat amat mencurigakan.
Jika saja bukan karna bujukan Win pasti sekarang Belinda dan Dexter tak akan ada di belakang mereka.
Namun saat di perhatikan lebih jelas mereka berempat malah terlihat seperti pasangan kekasih yang sedang melakukan double date.
Dari satu wahana ke wahana lain telah mereka lewati dan sepanjang hampir tiga jam berlalu Bright sama sekali tak memperlihatkan senyuman miliknya. Ya, Bright tak senang. Bright tak puas lalu untuk apa ia tersenyum? Malahan, Bright lebih mendekatkan Win kearahnya seolah tengah memberi penegasan kepada semua orang yang melihat jika Win adalah miliknya.
Karna sudsh cukup banyak wahana yang mereka naiki, kini keempatnya memilih untuk rehat sejenak sambil makan siang bersama.
"Kenapa kita tak pulang saja? Aku--"
"Bright, sekali-kali. Ayo makan siang bersama teman yang lain."
"Mereka bukan teman tapi musuh."Bright menjawab tanpa memikirkan hati si lawan bicara. Bagaimana jika mereka sakit hati?
Akhirnya mau tak mau mereka sudah berada di dalam satu buah restoran yang cukup ramai. Tak lama, seorang pelayan resto menghampiri meja mereka untuk mencatat pesanan.
Ada banyak menu di sana walau begitu tetap saja Bright yang akan selalu memilih menu untuk Win. Ketika itu Belinda izin untuk ke toilet tanpa ada rasa curiga dari semua orang. Belinda malah mengunjugi dapur dan memerintahkan kepada salah seorang Chef yang membuat makanan Win. Belinda memberikan bubuk udang yang aromanya dimatikan hingga sama sekali tak tercium.
Belinda tahu jika Win alergi udang. Frank sendiri yang mengatakan kepadanya. Ya, jika menyakiti Bright terlalu biasa maka mungkin mulai hari ini Belinda akan mengubah targetnya yaitu Win dan sekali lagi semua yang Belinda lakukan adalah demi Frank.
Benar. Jangan salah menangkap jika Belinda adalah gadis yang akan tergila-gila dengan Bright hanya karna kedua orangtua mereka memilih untuk menjodohkan mereka.
"Campurkan dan ingat untuk tutup saja mulutmu."
"Tapi bagaimana jika mereka tahu dan menyalahkan saya Nona?"
"Kau tenang saja. Aku akan menjamin keselamatanmu jika kau tetap tutup mulut."
Begitu mudah bagi Belinda untuk melakukan apapun yang dia inginkan dengan kekuatan dan kekuasaan yang ia miliki.
****
"Wah, nasi goreng ayam? Itu sangat menggoda selera."
Win tersenyum saat Belinda mengatakan hal itu.
"Ayo makan saja,"ucap Win yang mulai menyendokkan nasi goreng ayamnya.
'Benar. Makan dan kau akan sekarat, Win.'
*****