Setelah mereka berdua sampai di mansion. Bright langsung membawa Win masuk ke dalam kamar mereka. Sejak di dalam mobil, Bright bahkan lebih banyak diam tak seperti biasanya. Pikiran Bright masih terganggu dengan pria bernama Drake yang tadi mereka temui.
"Meta, lebih baik jangan dekat-dekat dengan Drake atau kita tak usah sekolah lagi saja." Bright mendudukkan Win di ranjang dan dirinya berlutut di dekat kaki Win. Selalu saja Bright memperlakukan Win seperti ini. Win menjadi merasa semakin tak enak.
"Bright, jangan berlutut. Ayo duduk saja di sampingku." ucap Win dengan menepuk sebelah ranjang yang kosong.
"Tidak mau, sekarang kau harus janji untuk tidak dekat-dekat dengan Drake itu. Aku tak mau tahu." Bright sangat keras kepala saat itu. Dia mengatakan segalanya tanpa memikirkan perasaan Win.
"Jika kau tak akan menurutiku, maka aku akan bilang pada ayah untuk membatalkan sekolahmu di luar sana."
Ketika Bright mengatakan hal itu, jantung Win berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia sedikit syok dan rasa takut akan sesuatu yang belum ia ketahui mulai muncul.
"Bright? Apa kau bercanda? kenapa seperti itu?" Win berharap ia salah mendengar atau berhalusinani dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Bright.
Akan tetapi pemuda yang jauh lebih tua dari Win itu mengangguk dengan penuh keseriusan. Dia kemudian menggenggam kedua tangan Win dengan mata tajamnya yang selalu memandangn Win dengan lembut.
"Dia tak baik, Meta. Aku takut dia akan membawa pengaruh buruk untukmu." dia yang Bright maksud di sini ialah Drake.
"Drake itu baik, dia salah satu temanku sejak SD-"
"Metawin!" Bright tak sengaja memotong kalimat Win dengan nada tinggi. Win sedikit terkejut di buatnya.
Bright langsung berdiri dan membelakangi Win, kemudian dia berkata,"Ganti pakaianmu. Aku akan turun untuk mengambil makanan untuk kita." tanpa menunggu persetujuan Win, Bright sudah lebih dulu melangkahkan kakinya keluar.
Ceklek
Mereka bahkan ada di dalam mansion! Lalu kenapa Bright mengunci pintu saat keluar hanya untuk turun ke lantai bawah guna mengambil makanan? Ini sedikit berlebihan. Ah! Ini sangat berlebihan jika dipikirkan dengan akal sehat.
"Tak ada tempat aman. Aku selalu khawatir jika meninggalkan Meta sendirian barang sedikitpun." Bright memasukkan kuncinya ke dalam saku dan bergegas turun untuk mempersiapkan makanan nya dan Win.
Di sisi ruang keluarga dekat dapur, Anna si ibu tiri Bright sedang bersantai dengan menikmati perawatan kecantikan kuku. Wanita itu masih mengamati tingkah Bright. Bright benar-benar berubah sejak hari ulang tahunnya dan sejak kedatangan Win kemari.
"Anak monster itu... apa yang menyebabkannya berubah?" tanya Anna dengan menerka-nerka
Di dapur, Bright sama sekali tak mempedulikan orang lain. Dia bertekad untuk membuatkan semua makana yang akan Win makan mulai detik ini karena rupanya Win memiliki penyakit asam lambung, GERD, dan maag. Dan fakta ini baru saja Bright tahu tadi siang di UKS hanya karna Win yang telat makan siang.
Sejujurnya Bright tak pernah memegang pisau untuk mengupas wortel, kentang atau memotong bawang karena biasanya ia gunakan untuk membedah dan bermain dengan hal-hal 'itu'.
"Tuan muda? Apa kau memerlukan bantuanku? Apa yang mau kau buat?" Martha bertanya dengan memberanikan dirinya untuk mendekati Bright.
"Tidak. Aku hanya akan membuatkan makanan untuk Meta." Martha mengangguk, dia tak bisa memaksa untuk membantu Bright atau yang ada mungkin dialah yang akan menjadi dagingnya nanti.