Manusia Mesum

1.2K 64 2
                                    


Saat Bright sampai dirumah, Win mulai menanyangkan tentang pekerjaan Bright dan bagaimana caranya mengganti uang Anna dalam tiga hari saja. Tetapi jawaban yang Bright berikan kembali membuat Win tak paham.

"Kau tenang saja. Aku sudah mendapatkan sebagian untuk menebus hutangku kepada si wanita itu."

"Tapi darimana? Kau tak mencuri kan?"Win tahu itu gila tapi Win tetap merasa takut jika Beight nekad.

Pertanyaan Win kala itu membuat Bright tertaw cukup lebar. Dia lalu mulai menjelaskan kepada Win."Meta, aku tak akan mencuri dan uang yang kudapatkan adalah dari hasil kerja kerasku."

Saat pembicaraan awal mereka selesai, Bright baru kembali ke rumah pukul lima pagi dan dia sudah bersiap untuk pergi kulih. Apakah Win tega melihat wajah Bright yang terlihat lelah itu?

"Kantung matamu menghitam, Bright."Win menegurnya.

Bright yang sedang memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya menoleh ke arah Win yang sejak kedatangannya selalu mengamati gerak-gerik Bright.

"Kau lelah Bright dan kau harus istirahat,"ucapnWin dengan menghela napasnya panjang.

"Aku harus bekerja keras untuk uang yang banyak. Kau tau, aku mulai suka mencari uang."Bright menjawab tentang isi pikirannya yang mulai menginginkan banyak uang.

"Kau benar, Bright. Apalagi hutang kita bertambah banyak tapi kau tetap harus istirahat."kata Win dengan membawa teh yang sudah Bright buat menyodorkan gelas itu dan Bright menerimanya dengan senang hati.

Jarum jam hampir sampai ke arah tujuh kala itu dan Win semakin tak rela untuk membiarkan Bright berangkat kuliah walaupun Win juga tahu, jika membolos taklah baik tetapi kondisinya saat ini Bright baru saja pulang beberapa jam yang lalu. Bright bahkan belum memejamkan matanya dan tidur sebentar.

"Prof. Roy pasti tak akan marah jika kau libur satu hari, Bright."Win masih memaksa Bright.

Bright menggeleng dan semakin mendekatkan dirinya ke arah Win. Bright merengkuh pinggang romang Win dan kedua bola matanya tak lepas untuk mengamati wajah sang adik yang masih risau.

"Aku suka saat kau memikirkan diriku seperti sekarang tapi kau tahu kan aku tak bisa libur atau bolos dari kampus. Aku ingin cepat lulus, aku ingin cepat mendapatkan gelar dokter dan menjadi dokter hebat untukmu."

Win memejamkan matanya saat Bright mengecup keningnya. Ketika itu, hari Win menghangat tetapi Win tak mau munafik karna dia merasa sangat membebani Bright.

"Ayo, kita harus segera sampai kampus."

Sulit membujuk Bright dan mau tak mau Win hanya akan terus mengikuti Bright. Bright memang terlihat kuat.

"Bright, kau bukan robot atau alien jadi sesekali istirahatlah. Saat nanti kau senggang, kau harus tidur. Oke?"Win menasehati Bright dan hanya di balas anggukan.

"Baiklah,"jawaban Bright sangat singkat tapi nada yang ia gunakan begitu lembut.

Mereka berdua berjalan beriringan dan mulai membaur dengan banyaknya mahasiswa lain di kampus ini. Sebenarnya jarak dari rumah susun ke kampus tak terlalu jauh tetapi tetap saja Bright mulai merasa cemas.

"Meta, nanti pulang dari kampus kita mampir ke toko sepeda ya. Aku pikir akan lebih menyenangkan jika kita naik sepeda setiap berangkat dan pulang dari kampus."Win melirik Bright, Win kira Bright tak terlalu menyukai sepeda.

Win masih sangat ingat bahkan Bright itu tak berani naik sepeda dulu. Mengingat masa-masa awal pertemuannya dengan Bright membuat Win merindukan kenangan itu.

"Kau tak bisa naik sepeda, Bright."

Bright mencubit pelan pipi Win dan apa yang keduanya lalukan mengundang banyak sekali perhatian dari orang-orang disekitarnya.

My Obsession (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang