Pertikaian di antara Bright dan Anna masih terus terjadi. keduanya di malam hari saling berhadapan dan terus menyatakan argumen masing masing.Karena sudah terpancing amarah dan segalanya Anna sampai keceplosan dan mengakui perbuatanya yang sudah membunuh Namthan dan membakar panti asuhan itu.
"Dan kau tahu Bright! Aku! Aku yang sudah membakar panti asuhan itu, aku yang sudah membunuh wanita yang telah melahirkan anak sepertimu!"Anna begitu puas saat menyatakan namun kepuasan itu tak berlangsung lama ketika dia mengingat kembali apa alasannya.
"Dan semua ini kulakukan karena Namthan. Dia masih ada di dalam hati ayahmu, kau tau Bright? Selama kami bercinta dia selalu menganggap diriku Namthan sejak dulu hingga saat ini."Anna Tersenyum miris kala itu sedangkan Bright masih diam di tempatnya seolah Tertampar kenyataan.
Bright pun baru mengetahui fakta jika Namthan adalah ibu kandungnya dari kertas hasil DNA yang secara tak sengaja ia temukan saat dia dan Win ke tempat yang hampir ludes terbakar api kala itu.
"Dia tak tahu diri, Bright! Dia tak mau membantuku padahal selama ini aku sudah menjadi ibu sambung untukmu!"Anna menunjuk wajah Bright dengan tangannya.
Bright menatap Anna penuh kebencian."Ibu sambung? Sejak kau menikah dengan ayahku kau selalu ingin membuat aku mati, kau hanya ingin menguasai harta ayah, kan? Kau... Kau tak pantas mendapatkan sebutan ibu bahkan Namthan.. Wanita itu pun sama, kalian semua tak pantas mendapatkan sebutan itu!"Bright semakin kuat mengepalkan kedua tangannya di bawah sana.
Bright tak pernah mengira jika pertemuannya dengan Anna malam ini malah semakin membuatnya tak terkontrol.
"Kau benar Bright tapi Bukan hanya aku dan wanita itu, kalaupun tak pantas! Kau pun tak pantas ada di dunia ini karena kau hanya anak hasil kesalahan, kau tak diinginkan Bright!"
****
Jederrrr!
Petir menyambar di atas sana dan perlahan rintikan air hujan jatuh ke atas tanah bumi.
Bright masih ada di bawah guyuran hujan ini. Berjalan pelan, di jalanan yang terlampau sepi di malam hari bahkan karenanya Bright berjalan hingga lupa waktu.
Bright tak pernah mendengarkan fakta semenyakitkan ini sebelumnya. Dia tak pernah benar-benar bergerak hatinya untuk merasa sedih hanya karena ucapan dari Anna yang selama ini begitu membencinya.
Basah kuyup.
Brak-!
"Bright!"Win langsung berlari ke arah pintu masuk.
Dia tak menyangka jika Bright akan pulang dengan keadaan basah kuyup seperti ini.
"Ya ampun, Bright. Kau basah semua!"Win langsung mengambil handuk dan melilitkannya ke kepala Bright kala itu.
Win mengusap pelan rambut basah Bright akan tetapi Bright masih tetap Terdiam dan terus memandang Win yang sejak tadi sudah bertanya kepadanya apa yang sudah terjadi.
"Kenapa menerobos hujan? Kenapa tak menggunakan payung atau apapun untuk melindungi tubuh mu?"Win cemas.
Pemuda itu takut jika sesuatu terjadi kepada Bright walaupun seharusnya dia tak perlu secemas itu karena Bright memiliki daya tahan tubuh yang sangat kuat.