"Menyembunyikan ... memangnya disembunyikan?" Roland bertanya balik.
"Kamu ngomong apa sih, Ra?" Rossa menimbrung.
Aurora menyahut, "Ya emang kesannya gitu, kan? Aneh banget, Papa Mama nggak merasa ada yang janggal dari semua ini? Masa iya aku diam-diam aja kalau emang hamil? Masa iya aku nggak kasih kabar sama sekali? Begitu ada kabar, yang ngomong Luan, dengan segala macam cerita yang dibuat-buat. Nggak merasa ada yang salah?"
"Rora, kamu kenapa, sih?" Luan maju mendekati Aurora. "Jangan bikin bingung papa mama," katanya. Meski disembunyikan, tetap terdengar ada nada panik di suaranya. Dia meraih tangan Aurora, bermaksud mengajaknya menjauh.
Aurora lekas menepis tangan Luan. "Aku bikin bingung? Justru aku yang bingung, kenapa semua orang bisa-bisanya percaya sama omong kosong kamu," sahutnya.
"Ada apa ini?" Santoso mengangkat suara. Di sampingnya, baik Roland dan Rossa tampak seperti baru tersadarkan sesuatu, wajah mereka memucat.
"Omong kosong Luan? Jelaskan apa maksud semua ini, Rora," pinta Roland.
"Luan berbohong selama ini, Papa Mama nggak pernah sadar?" balas Aurora.
"Rora, kamu tuh ngomong apa sih?" Luan masih berusaha menarik Aurora pergi.
Namun Aurora tetap kukuh berdiri di tempatnya. "Kalau memang aku punya anak, harusnya aku yang pertama kali menghubungi kalian, kasih kabar gembira kalau kalian udah jadi opa oma. Yang contact Papa Mama siapa? Luan, kan? Selalu Luan yang ngomong. Dia cerita segala macem, itu semua rekayasa dia doang! Jujur aku heran banget kenapa Papa Mama nggak ada yang merasa aneh atau janggal dengan semua ini!!"
"J-jadi ... kamu mau bilang, kalau kamu nggak ... nggak punya anak?" Rossa memandangi Aurora dengan tatapan ngeri. "Lho ... ja-jadi ...??" Ia bergantian memandangi Aurora, dan Juan yang berada dalam dekapannya.
"Maksud kamu gimana sih? Bicara yang jelas!" Roland tampak mulai tak sabar. "Ini bukan anak kamu?"
"Bukan," jawab Aurora sambil menggeleng. "Juan bukan anak aku. Nggak lahir dari rahim aku. Aku nggak pernah hamil, Papa, Mama. Ini yang mau aku katakan," lanjutnya. Ekspresinya terlihat puas telah mengatakan hal itu. Ia sadar betul, di sebelahnya, Luan tampak semakin pucat wajahnya. Persis seperti mayat.
"Lalu?? Jadi anak siapa ini??" Roland terlihat semakin emosi. Santoso tidak bersuara, namun matanya tajam memandangi Aurora, dan terutama, Luan.
"Iya. Itu anak siapa sih, Luan? Yang tahu kan kamu, jawab dong," kata Aurora sambil memandangi Luan sambil tersenyum sinis.
Luan persis seperti cacing kepanasan. Kelabakan, tapi secercah niat yang kuat membuatnya mampu menutupi rasa canggungnya dan malahan memelototi Aurora seolah memprotes mengapa Aurora beraninya membuka kartu. "Aurora, saya nggak paham maksudmu dari tadi ... kenapa kamu bisa-bisanya ngomong begitu, sih? Kamu sakit?" tanyanya lembut.
Pelototan Luan seakan terpental jauh, tidak berefek apa pun bagi Aurora. Malahan Aurora semakin bersemangat melanjutkan ceritanya pada para orang tua. "Jujur aja, Pa, Ma, aku dan Luan sama sekali nggak pernah tidur bareng," katanya, yang spontan langsung membuat para orang tua semakin membelalakkan mata.
"Nggak. Kami berdua emang nggak pernah tidur bareng. Bahkan sampai detik ini aku masih perawan. Aku yang tolak Luan karena aku emang nggak mau menjadi istrinya. Aku yang tolak Luan, galakin Luan supaya dia nggak berani deketin aku. Aku pergi tinggalkan Luan selama berbulan-bulan, traveling sendirian, supaya aku nggak perlu lihat wajahnya. Aku benci Luan sepenuh hati, itulah yang terjadi selama ini, Pa, Ma. Tapi sayangnya ... begitu aku balik dari liburan, Luan tahu-tahu bawa pulang bayi yang baru banget lahir. Iya. Itulah Juan, yang saat ini sedang kalian gendong. Luan bawa pulang bayi, yang dia bilang, adalah anaknya sendiri. Dia bahkan beraninya suruh aku untuk rawat Juan ... dia nyuruh aku merawat anak hasil selingkuhnya ... Pa Ma, apa itu normal? Nggak. Iya, aku tahu aku ada salah karena udah menolak Luan selama ini. Tapi apa itu hukuman buatku? Harus terima anak Luan dengan wanita lain? Anggap anak itu sebagai anak aku sendiri?" Aurora berceloteh panjang lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/325921858-288-k531358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You, Husband
Romance"Apa anakku tahu kalau aku berada di balik ini semua?" tanya Roland. Luan menggeleng. "Aurora sama sekali tidak ada kepikiran ke sana, Om." Senyum yang terkesan licik tersungging di wajah Roland. "Jadi dia percaya, kalau kamu murni ingin bantu dia...