"Wriothesley...."
"Apa? Berani-beraninya orang sepertimu memanggil Yang Mulia dengan akrab begitu!"
"Hentikan. Dia mungkin hanya terkejut karena tiba-tiba dibawa ke Benteng Meropide tanpa tahu apa pun."
"Yang Mulia... sang Duke... dari Benteng Meropide...." [Name] bergumam. Dengan wajah tertunduk, dia menahan dirinya.
Wriothesley yang menyadari itu menjadi cemas. Dia paling tahu setiap orang yang datang ke Benteng Meropide setelah melewati persidangan akan selalu memberikan ekspresi yang serupa.
Takut, khawatir, dan sebagainya. Terlebih wanita yang ada di depannya ini. Dia bahkan dibawa tanpa tahu apa pun dan tanpa melewati persidangan resmi di Opera Epiclese. Tidak heran dia akan terlihat begitu kalut.
Wriothesleh pun ikut bersimpuh dengan satu kaki dan saat ingin meraih bahu wanita itu, tiba-tiba wanita itu mengangkat wajahnya dan berkata, "aku menyukaimu!"
"... hah?"
Tidak ada seorang pun yang tidak memberikan ekspresi terkejut. Bahkan Wriothesley yang biasanya terlihat tenang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat ini—tentu dengan usaha kerasnya, dia bisa tetap memasang muka hampir tanpa ekspresinya itu.
Wriothesley memberikan ekspresi kosong, [Name] jelas tahu dia tidak mengerti. Namun wanita itu malah tersenyum. Ya, mau bagaimana lagi?
"Yang Mulia, aku sangat menyukaimu!" [Name] menegaskannya.
"...."
Setiap kata-kata yang [Name] ucapkan meresap dalam dirinya, walaupun Wriothesley terlihat bersikap tenang tapi jelas dia masih tidak memahami situasi saat ini.
[Name] tahu kata-kata seperti itu tidak akan menghilangkan ketenangan pria ini. Dia benar-benar terlihat seperti pria yang ia bayangkan selama memainkan gamenya. [Name] benar-benar terpesona oleh sang Duke.
"Apa yang kau katakan!?"
"Dasar tidak tahu sopan santun!"
"Berhenti bercanda!"
"Apa katamu!?" [Name] berseru galak. "Aku tidak bercanda. Aku sangat menyukai Yang Mulia. Yang Mulia Duke Wriothesley!"
Petugas sipir itu mendengus. "Kau sedang berusaha menjilat, 'kan? Itu sia-sia. Yang Mulia tidak akan semudah itu membebaskanmu!"
Mengabaikan hal itu. Wriothesley yang masih mematung berdiri dan berdehem dengan canggung. Sepertinya beberapa sel di otaknya kembali bekerja setelah keterkejutannya barusan.
Lagi-lagi [Name] mendapati dirinya menatap Wriothesley di depannya. "... tampan sekali."
"Kau—benar-benar—!?"
Oh, hasrat duniawiku tanpa sadar keluar dari mulutku sendiri.
"Kau... apa kau benar-benar penulis buku ini?" Sambil berkata begitu, Wriothesley menunjukan buku di tangannya.
"Iya, itu benar... daripada itu, Yang Mulia, Anda benar-benar menganggumkan hari ini."
Wriothesley terbatuk mendengarnya hingga membuat para sipir yang ada di ruangannya menjadi gemetar, berbeda dengan wanita dihadapannya yang masih menatapnya dengan pandangan berbinar.
"Terima kasih. Tapi tolong fokus pada yang ingin kutanyakan," ujar pria berambut hitam itu lagi.
"Aku mengerti, Yang Mulia!"
"Untuk siapa kau bekerja?"
"Eh? Maksudnya tempat saya bekerja?" [Name] berkata dengan ekspresi polos. "Kantor utama Steambird."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanficAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...