Chapter 35

1.3K 137 52
                                    

Itu hanyalah malam pertama—yang terlalu awal—penuh gairah yang dirasakan Wriothesley. Pagi itu dia bangun lebih dulu dari [Name], jadi dia hanya menatap gadisnya yang masih terlelap dengan selimut membalut tubuhnya.

Wriothesley terkekeh dan tersenyum miring, dia mengecup pipi gadisnya lembut dan membisikan namanya, "[Name]...."

"Hm?"

"Apa kau tidak ingin bangun?"

"Hm...."

Wriothesley terkekeh. Melihat gadisnya begitu lelah, pria itu mengurungkan niat untuk membangunkannya. Jadi dia hanya menarik selimut gadis itu lebih tinggi dan mengecupnya sekali lagi sebelum pergi.

Walaupun [Name] diam, tapi bukan berarti ia tidak tahu tindak tanduk sang Duke termasuk kemana dia pergi dan siapa yang dia temui. Toh Wriothesley sendiri juga tidak pernah menyembunyikan apa pun darinya.

Namun ia menduga mengenai [Name] yang menjadi sensitif disebabkan rencananya untuk pergi darinya tanpa mengatakan alasan yang sebenarnya. Sebetulnya Wriothesley sendiri sempat terkecoh, menganggap gadisnya cemburu pada saudari sepantinya karena gosip itu. Tidak ia sangka kalau itu semua hanya kebohongan untuk menyembunyikan kebenaran darinya.

Sembari menunggu [Name] terbangun, Wriothesley menyiapkan sarapan ditambah dengan segelas kopi panas.

Lalu pintu diketuk. "[Name], apa kau sudah bangun? Kau janji untuk—"

Suara wanita itu terhenti saat melihat Wriothesley yang membukakan pintunya. "Oh? Charlotte? Apa kau ada urusan dengan [Name]?"

"Ah... itu...."

"Dia belum bangun," jawabnya santai.

Charlotte tiba-tiba menyunggingkan senyuman penuh makna. "Apa aku boleh mendengar detailnya?"

Wriothesley balas tersenyum. "Tidak."

Dan dia menutup pintu kemudian kembali menguncinya. Awalnya Charlotte masih mengetuk-ngetuknya dengan tidak sabar sebelum akhirnya menghilang. Entah karena menyerah atau ia terlalu senang, yang bisa Duke dengar setelah itu hanya suara pekikan kecilnya yang menjauh entah kemana.

[Name] yang mendengar itu, keluar dari kamarnya dengan mengenakan kemeja hitamnya yang sangat kebesaran di tubuhnya.

"Selamat pagi, [Name]."

"... selamat pagi," ucapnya seraya mengucek matanya dengan lelah.

"Kupikir... bukankah terlalu kebesaran?"

"Aku penasaran siapa yang merobek pakaian tidurku?"

Wriothesley tertawa ringan, mencium pipi gadis itu sembari membawa dua piring telur panggang dengan garlic baguette di atasnya, dan meletakannya di atas meja yang sudah ia bereskan sebelumnya.

Pria itu menarik kursi untuk [Name] dan dia itu pun segera duduk. Pria itu bertanya, "apa tubuhmu baik-baik saja?"

"Asal kau tahu, Yang Mulia. Punggung dan leherku sangat sakit sekarang." Dia menyuap Sepotong telur ke mulutnya dan mengunyahnya perlahan.

Pria itu terkekeh. "Sepertinya aku berlebihan. Apa itu hal yang buruk?"

"Iya!"

"Walaupun kau sangat menikmatinya?" Godanya.

"!?" Mulut [Name] terbuka, matanya membola, dan roti yang hendak masuk ke mulutnya tertahan di udara. Kini wajahnya memerah.

Pria itu tertawa dan tersenyum. "Karena kau merayuku dengan sangat menggemaskan, jadi aku tidak bisa bersikap lembut padamu. Maaf."

✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang