Author Note

467 47 14
                                    

Halo, semua. Ini pertama kalinya aku muncul secara langsung di sini. Aku yakin banyak dari kalian yang sudah mengenalku—suamiku, putraku, dan juga putriku yang menggemaskan.

Benar, aku... [Name] Beauvoir. Ah, maaf, haruskah aku memperkenalkan diriku sebagai [Name] Wriothesley, Duchess Benteng Meropide? Sesungguhnya ini sedikit memalukan karena aku masih tidak terbiasa mendengarnya, tapi kalau kukatakan ini pasti suamiku akan mulai mengomel lagi dan bilang, "kau cocok dengan nama itu. Duchess Wriothesley dari Benteng Meropide. Lagi pula itu namaku, kau tidak suka ada namaku tersemat di belakang namamu?"

Aku akan tertawa setiap kali Yang Mulia mengatakan itu, bukankah dia sangat menggemaskan?

Namun harus kuakui, yang paling menggemaskan selain Yang Mulia tentu putra pertamanya, Alexandre. Selain karena ada yang bilang kalau anak laki-laki cenderung lebih dekat dengan Ibunya, mungkin karena dia lebih lama menghabiskan waktu denganku daripada dengan Ayahnya, dia sangat menempel padaku.

Ditambah dia sangat sensitif setiap melihatku terluka—mungkin karena dia masih mengingat kejadian itu—kalau aku sakit, dia akan membawakan semua persediaan obat di rumah kehadapanku; dan kalau aku terluka, dia akan dengan telaten membersihkan dan membalut lukaku. Sungguh anak laki-laki yang menggemaskan, terlebih dengan wajah yang terlampau mirip dengan Yang Mulia, aku semakin tidak tahan untuk tidak memberikan pelukan hangat padanya.

Oh, benar. Selain sangat sensitif padaku, dia juga sangat sensitif pada keberadaan Ayahnya sendiri. Dia sangat tidak suka melihatku dengan Yang Mulia dan akan langsung memintaku untuk memeluknya; atau ketika Yang Mulia menciumku, Alex akan menyeka bagian yang dicium Yang Mulia dengan sapu tangannya. Namun itu terjadi hanya ketika ia baru benar-benar pertama kali mengenal Ayahnya, layaknya seekor singa yang marah ketika wilayah teritorialnya diganggu.

Meskipun Alex mulai melembut sejak ia semakin dekat dengan Yang Mulia, tapi dia tetap tidak suka kalau aku tidak menghabiskan waktu dengannya. Bisa kukatakan kalau ini juga salahku karena terlalu fokus membantu pekerjaan Wriothesley dan meninggalkan Alex dengan Sigewinne.

Namun sejak kelahiran putri pertamaku dengan Wriothesley, perhatiannya mulai terbagi dan dia lebih sering bersama dengan adiknya itu. Dia bahkan akan selalu bertanya seperti, "apa Ibu akan membantu Ayah bekerja lagi hari ini? Kalau begitu, aku akan menjaga Lizzy!"

Tentu Yang Mulia jadi bersemangat karena itu dan dengan wajah gembiranya akan membalas, "Ayah percayakan Lizzy padamu, Alex. Kalau terjadi sesuatu, langsung katakan pada Ayah."

Itu adalah awal kesalahan yang dilakukan Yang Mulia lantaran menyerahkan Lizzy pada Alex, karena begitu putriku menginjak usia 3 bulan, putri kecilku akan menangis begitu melihat Wriothesley karena tidak bisa mengenalinya sebagai Ayahnya—lagi.

Yang Mulia akan mulai merajuk sambil memelukku dan menambah banyak fotonya lagi di rumah agar Lizzy bisa melihat dan mengingat wajahnya setiap kali dia tidak bisa kembali ke Court of Fontaine. Dia juga mulai berhenti menyerahkan Lizzy pada Alex, bahkan membawa putrinya berkeliling Benteng Meropide sambil melakukan pemeriksaan rutin kepada para tahanan dan penjaga.

Para penjaga dan tahanan akan senang melihat Duke berkeliling dengan putri kecilnya, karena hanya pada saat itulah Duke lebih bisa menjaga bahasanya dan berbicara lebih lembut pada mereka. Meskipun sering kali Yang Mulia akan menutup kata-katanya dengan berbicara, "Lizzy, bermalas-malasan saat bekerja itu tidak baik. Pekerjaan tidak akan selesai dan akan menghambat pekerjaan lainnya" setiap kali ada seorang tahanan yang tidak memenuhi kuotanya.

Atau, "menikmati hidup itu penting, tapi kau tidak akan bisa menikmati hidupmu kalau tidak bisa mengatur waktu yang tepat kapan harus melakukannya. Kau mengerti, Lizzy?" Saat ada seorang petugas yang tidak bisa fokus pada pekerjaannya karena terjaga sepanjang malam untuk membaca novel.

Lizzy tentu saja hanya akan tersenyum dan tertawa mendengarnya sambil mengulurkan tangan kecilnya kepada Yang Mulia. Saat itu terjadi, pandangan Yang Mulia akan melembut dan mencium dahi putrinya lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.

Di sisi lain, Alex yang sangat menyayangi adiknya menjaganya dengan sungguh-sungguh. Dia yang paling sigap setiap kali Lizzy memegang komponen kecil yang ia pungut, tidak membiarkan adiknya terbentur saat mulai bisa mengangkat kepalanya, sampai membacakan buku-buku cerita bergambar sebelum ia tertidur dan akhirnya membuat mereka tertidur bersama. Aku dan Wriothesley pasti tertawa melihat mereka tertidur bersama seperti itu di atas sofa dan mengangkut mereka ke tempat tidur.

Ah, maaf. Sepertinya aku terlalu banyak bercerita. Sejujurnya menyenangkan menceritakan kisah ini pada kalian semua, mungkin yang kutulis selama ini hanya berisi kisah, kasih dan cinta tanpa banyak kesulitan yang kuhadapi seolah semuanya berjalan begitu sempurna. Namun sungguh, ini hanya sebagian kecil dari kisah hidupku yang bisa kutulis karena janjiku pada kepala penerbit untuk memberikan naskah yang bagus padanya mengingat dia terus menagihnya padaku—bahkan ketika aku mempunyai dua anak. Orang-orang cenderung lebih mudah melihat dan membaca cerita kebahagiaan orang lain daripada mempertanyakan prosesnya seperti, "bagaimana dia bisa sampai pada titik ini?" dan sebagainya.

Banyak yang mempertanyakan, apa bagian kecil dalam buku ini sungguh terjadi? Aku hampir tertawa mendengarnya karena tahu apa yang kalian maksud dengan "bagian kecil" di sini. Seperti sebuah sejarah yang ditulis dengan 1% kebohongan, sebuah cerita juga ditambah bumbu dramatis untuk menambah kesan mendalam dalam sebuah cerita dan dongeng, lagi pula aku tidak sedang menulis autobiografiku sendiri, benar begitu? Jadi mari katakan, itu akan jadi rahasia kecilku dan suamiku, Wriothesley. Aku tidak akan menjelaskan seberapa aku puas dengannya atau betapa menggairahkannya suamiku itu—walaupun aku yakin banyak para Ibu dan Nona muda yang penasaran dan ingin tahu tentangnya. Tapi biarkan itu jadi rahasiaku sendiri.

Ngomong-ngomong, bagaimana menurut kalian bagian terakhir dari cerita ini? Banyak dari kalian bertanya kenapa bagian itu ditulis seolah terdengar seperti sedang bercerita dan bukan narasi dari sudut pandang orang pertama? Ada yang mengira itu adalah kesalahan editor tapi tidak begitu, sungguh. Alex sungguh menulisnya seperti itu. Iya, putra pertamakulah yang membuat bagian terakhir untuk cerita ini. Jujur saja, aku malu sendiri membaca tulisannya—karena sebelum menyerahkan naskah ini kepada penerbit, aku memeriksanya seperti yang putraku minta—tidak mengira dia akan menuliskan rahasia kecil dengan Ayahnya dan apa saja yang ia pikirkan saat kelahiran adik kecilnya. Namun akan kukatakan satu hal tentang ini :

Anak-anak tidak akan pernah berbohong.

Judul? Aku tidak pandai membuat nama dan judul, jadi aku menyerahkan ini pada Ghost Writer-ku sendiri yang mana langsung diterima oleh Kepala Penerbit di Court of Fontaine itu. Setiap kali membaca judulnya yang panjang, mengingatkanku pada novel-novel klise yang pernah kubaca sebelumnya. Namun harus kukatakan kalau di Inazuma pun begini dan terkadang ceritanya dibuat semakin luar biasa, mungkin aku harus belajar dari sana lain kali jika sempat.

Ah, aku hampir lupa. Kepala penerbit juga mempertanyakan ceritaku selanjutnya. Tapi yang bisa kukatakan padanya hanya, "kisah itu hanya akan jadi cerita bahagiaku dan keluarga kecilku sendiri, aku tidak berniat menceritakannya lebih lanjut" jadi maafkan aku, karena ini akan jadi pertemuan pertama dan terakhirku dengan para pembacaku sekalian sampai di sini.

Aku banyak mendengar tentang kalian dari Ghost Writer-ku, kalau kalian sangat menikmatinya dan berharap aku akan melanjutkan ceritanya. Tapi maaf, aku harus mengecewakan kalian. Aku sungguh-sungguh minta maaf.

Oh, sepertinya suamiku—Wriothesley—sudah memanggilku. Aku terlalu senang menulis ini sampai lupa kalau hari ini adalah ulang tahun pernikahan kami. Dia bilang ingin mempersiapkan makan malam istimewa untukku dan aku diminta menunggu sampai ia selesai mempersiapkannya dengan Alex baru memanggilku.

Sekali lagi, kepada para pembaca setiaku, aku mengucapkan terima kasih. Lalu kepada Ghost Writer-ku yang sudah membantuku untuk menulis ini dan memberikan media untuk menyebarkannya, aku sungguh berterima kasih padamu.

Semuanya... selamat tinggal. Terima kasih banyak.

🎉 Kamu telah selesai membaca ✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader 🎉
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang