Chapter 25

729 126 14
                                    

Hari pertarungan pun datang.

Semua orang—para tahanan dan penjaga—dalam keadaan tegang. Beberapa orang yang tidak tahu, menantikannya dengan tidak sabar; sebagian besar yang tahu, berharap besar pada kemenangan sang Duke, Wriothesley.

Bagaimana pun Benteng Meropide adalah tempat dimana mereka bisa memulai hidup baru yang lebih baik. Siapa pun jelas tidak ingin kehilangan dunia kecil di bawah laut ini dan kembali pada masa-masa kelam dimana meminum segelas air pun mereka harus membayar dengan harga yang mahal.

Disamping itu, Wriothesley juga tidak berniat untuk menyerahkan posisinya pada sembarangan orang. Ditambah harapan orang-orang di Benteng Meropide padanya sangat besar. Ini bukan tentang ego dan harga dirinya yang tinggi, melainkan nilai sebuah kepercayaan.

"Apa kau sudah lihat [Name]? Dia ada dimana?" tanya sang Duke saat ia sadar kalau belum bertemu gadis itu pagi ini.

"Saya dengar Nona Sekretaris pergi ke Court of Fontaine, Yang Mulia."

"Hah?" Alis Wriothesley terangkat sebelah. "Bukankah aku sudah melarangnya untuk keluar dari benteng?"

"Benar, Yang Mulia. Itu sebelum Nona Euphrasie memastikan keamanannya di luar sana."

"Apa [Name] sudah mendapat kabar itu darinya?"

"Iya, Yang Mulia," katanya. Ia memberikan ekspresi yang serius. "Marette sudah mendapatkan suratnya dari Nona Euphrasie."

Entah kenapa perasaannya tidak enak. Namun tanpa curiga, Duke mempercayainya dan meminta petugas itu untuk keluar dari kantornya setelah menyerahkan laporan produksi tempo hari, Duke meminta petugas itu untuk membawakan surat yang dibicarakan.

"Tidak biasanya [Name] pergi tanpa mengatakan apa pun padaku...."

Lalu ketukan pintu terdengar. "Yang Mulia, saya datang untuk menyerahkan daftar komponen yang harus diprodukai hari ini."

"Masuklah."

Lagi-lagi bukan [Name]. Gadis itu masih belum kembali. Duke pun menerima lembaran dokumen itu dan menandatanganinya dalam diam.

"Apa kau sudah melihat [Name]?" tanya Duke kedua kalinya. Kali ini pada orang yang berbeda.

"Apa Yang Mulia belum mendengarnya? Nona Sekretaris pergi ke Court of Fontaine sejak pagi ini." Jawaban yang sama.

"Sudah... aku sudah mendengarnya."

Tapi itu tidak mengubah fakta kalau perasaannya kian memburuk. Sekali lagi Duke meminta penjaga itu keluar dari kantornya.

Sejenak Duke melanjutkan pekerjaannya. Dia termenung sesaat, terkadang terlihat tengah menopangkan dagunya menggunakan sebelah tangan dengan ekspresi bosan, sesekali mengetuk mejanya menggunakan ujung jarinya dengan tidak sabar.

Untuk pertama kalinya ia merasa sangat menyesal karena tidak meletakan jam di kantornya.

Sudah berapa lama [Name] pergi? Dia masih belum datang juga.

Ia bahkan sudah menerima surat yang dikirim Euphrasie untuk mengkonfirmasi kalau keadaan sudah aman dan dia bisa beraktivitas kembali di Court of Fontaine.

Suasana yang tenang dan sepi, seperti kembali pada waktu sebelum kedatangan gadis itu. Nuansa yang ia rindukan tetapi kini rasanya berbeda, Duke tidak lagi menantikan suasana itu. Sebelumnya dia selalu berpikir, kapan kesehariannya akan kembali seperti saat ini? Awalnya dia selalu merasa bahwa kehadiran [Name] membuatnya sangat lelah. Energinya selalu terkuras habis setiap bersamanya.

Padahal dulu ia merasa seperti itu, tapi kini terasa sangat kosong. Sebuah perasaan hampa menggerogotinya. Duke menyisir rambutnya dengan gerakan dari depan ke belakang.

✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang