Pengelola Benteng Meropide, Duke Wriothesley yang baru kembali dari perjalanannya di Court of Fontaine kini sulit ditemui karena harus menyelesaikan jadwal internalnya yang padat dan melelahkan. Bahkan di tengah kesibukannya itu, dia sampai melupakan waktu minum teh sorenya.
Saat ini, Wriothesley bersikap sangat tegas pada para tahanan dan penjaga di benteng. Ia ingin semuanya berjalan dengan baik dan sempurna tanpa hambatan berarti. Beberapa penjaga yang baru dipindahtugaskan oleh Palais Mermonia ke dalam Benteng Meropide, sudah tampak kelelahan dengan berbagai macam perintah dan keinginan sang Duke.
Jika bisa, mereka sangat ingin berbaring tanpa melakukan apa-apa. Tapi tentu mereka tidak bisa melakukan itu walaupun sang Duke tidak ada di sana.
"Ayo, kita pergi."
"Apa kau yakin, Yang Mulia?"
"Kau tidak ingin pergi?"
"Bukan begitu...."
Wriothesley dan [Name] pergi menuju balkon dan keluar dari tempatnya.
Awalnya [Name] mengira kalau Wriothesley akan langsung membawanya pergi ke Benteng Meropide setelah sibuk mengemas barang-barang gadis itu selama beberapa hari terakhir ini. Tapi ternyata, Duke membawanya ke taman yang ada di balkon. Padahal dia yang terus menerus memaksanya untuk mulai membersihkan rumahnya, jadi [Name] menatap Wriothesley dengan ekspresi bingung.
"Kita masih punya banyak waktu, jadi nikmati saja acaranya."
"Baiklah."
"Oh, dan Sigewinne memintamu untuk tidak minum-minum."
Alis [Name] naik sebelah. "Ada apa tiba-tiba?"
"Dia khawatir pada kesehatanmu belakangan ini, dan mengingat ada wanita itu juga, tidak salah untuk berhati-hati."
[Name] ber-oh-ria dan mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Wanita yang Wriothesley maksud tidak lain adalah The Knave, Arlecchino. Walaupun Navia yang mengadakan pestanya, dia tetap mengundang wanita itu sekadar untuk mengingat jasanya untuk Poisson. Meski Arlecchino tidak seburuk itu mengingat dia adalah pemimpin yang hebat juga welas asih, layaknya seorang kepala keluarga. Tapi dia tetaplah seorang Fatui Harbinger.
Selain itu, sebetulnya ini hanyalah alasan Wriothesley untuk menghindari orang-orang mengingat dia tidak begitu suka sorotan dan keramaian. [Name] hanya bisa mendengus dan tersenyum dengan alis bertaut mengingat dialah orang yang memulainya lebih dulu. Melihatnya begitu, Wriothesley melirikan ekor matanya ke arah [Name] dan bertanya, "Kenapa?"
"Aku hanya berpikir kalau Yang Mulia baru saja membuat alasan untuk menghindari orang-orang dengan memanfaatkanku."
Tanpa memberikan alasan apa-apa lagi, Wriothesley menggenggam tangan gadis itu dengan erat. [Name] memandang tangannya yang digenggam oleh sang Duke, kemudian tersenyum gembira dan menggelayut di lengannya. Keduanya pun berjalan berdampingan.
Begitu sampai pada sisi balkon, lampu-lampu taman yang berwarna-warni membuat suasana menjadi lebih terang dan meriah. Tiba-tiba [Name] termenung sesaat. Ini seperti di balkon pada hari itu, pikir [Name] riang. Sekali lagi, hanya ada mereka berdua di sana. Gadis itu pun memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan sang Duke.
"Yang Mulia, tidak ingin mencoba mendorongku ke sudut lagi seperti waktu itu?" tanya [Name] menggodanya.
Wriothesley mencondongkan badannya ke depan, kemudian berbisik agar hanya [Name] yang dapat mendengarnya. "Kau benar, saat ini aku benar-benar ingin meralat kejadian malam itu," gumamnya. "Mengingat aku adalah Duke jadi aku bisa melakukan apa pun yang kuinginkan."
[Name] tergelak. "Apa ini? Penyalahgunaan kekuasaan?"
"Bukan." Lalu Wriothesley mengangkat bokong [Name], menggendongnya. Ia membuat gadis itu duduk pada sisi pembatas balkon. "Ini namanya memanfaatkan keadaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanfictionAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...