Chapter 10

1.1K 187 99
                                    

Saat mendengar kata hukum di Fontaine, apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran?

Benar, sebuah persidangan di Opera Epiclese yang dipimpin Hakim Agung Fontaine dengan keputusan utama tetap berada di tangan Oratrice Mechanique d'Analyse Cardinale yang maha kuasa, lagi pula seluruh kebenaran dan kesalahan di Fontaine diputuskan olehnya.

Walaupun di dalam game aslinya alat itu sudah kehilangan kekuatan untuk memberikan hukuman, Neuvillette—selaku Hakim Agung Fontaine dan Naga Hydro yang agung—memiliki kemampuan untuk mempertahankan fungsinya. Karena itulah tidak ada yang merasa curiga sama sekali kecuali Furina yang sudah tidak sesering dulu dalam menghadiri persidangan di Opera Epiclese.

Namun tentu saja [Name] mengetahui fakta itu dan tak berniat menjadikannya berita utama.

Ssperti mulut yang tatkala berucap, ada juga fakta yang boleh dikatakan dan tak boleh dikatakan. Tetapi yang jelas, Neuvillette enggan memberikan kebenaran itu dan memiliki alasannya sendiri.

Sekarang, balik ke waktu aslinya. Alasan kenapa topik bahasan ini menjadi tentang persidangan di Fontaine—

"Siang ini kita akan keluar bersama untuk melihat persidangan di gedung Opera Epiclese dan langsung menjemput terdakwa."

Pagi ini di kantor Wriothesley, pria berambut gelap itu berkata demikian kepada [Name] saat gadis itu menyuguhkan segelas teh panas pada sang Duke.

Ini hal penting yang Wriothesley katakan padanya. Ia berpikir, bukankah artinya Benteng Meropide akan kosong?

Walaupun itu bukan masalah karena Duke sendiri cukup sering meninggalkan tempatnya saat ingin jajan di atas sana, tapi tugasnya belakangan ini sangat padat sampai membuatnya sering tertidur di sofa dengan tidak nyaman.

Kendati demikian, Wriothesley tidak melakukannya beberapa hari ini entah karena [Name] jadi sering mendapati dirinya begitu atau karena kondisinya sudah lebih baik.

Sayang sekali, padahal [Name] masih ingin melihat wajah tenang Duke saat tidur dan menggodanya seperti beberapa waktu lalu.

"Tentu saja, aku akan ikut," [Name] menjawab.

"Bagus kalau begitu. Bersiaplah, di sana kau juga harus mengurus hal yang penting."

"Baik, Yang Mulia!"

"Lalu jangan bersikap kasar."

"Serahkan saja padaku."

Dengan dorongan dari Duke, ekspresi [Name] tidak berubah sama sekali. Ia tetap tersenyum dengan percaya dirinya.

Walaupun persidangan di Fontaine jauh berbeda dengan kehidupan dia sebelumnya, bukan berarti [Name] tidak menikmati persidangan. Sebaliknya, sudah ratusan peesidangan yang ia lihat.

Terlebih di waktu-waktu seperti ini, dia selalu mendapati fakta mengejutkan dari para kliennya yang melakukan kesalahan besar dan berakhir dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja.

Namun tentu saja tujuannya bukan itu. Sekarang ia tengah tertawa dengan ekspresi konyol.

"Kencan dengan Yang Mulia ...!"

"...." perempatan muncul di dahi Wriothesley. Dia memijit pelipisnya dengan lelah. "... apa seharusnya aku tidak perlu membawamu?"

Ini pertama kalinya [Name] keluar dengan Wriothesley, biasanya dia akan pergi untuk memberikan laporan produksinya ke Palais Mermonia seorang diri. Karenanya [Name] merasa lebih bahagia berkali-kali lipat dan dia tidak berniat menolaknya sama sekali.

Alasannya sederhana, karena cinta.

"Yang Mulia tidak boleh menarik keputusanmu seperti itu tiba-tiba, itu tidak baik! Kau tenang saja, mana mungkin aku mengganggu pekerjaan penting Yang Mulia."

✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang