Extra Story : Chapter 1 🔞

1.1K 104 44
                                    

Pagi itu, suara napas berat khas desahan percintaan terdengar di salah satu sudut ruangan. Seolah dunia hanya milik mereka berdua, keduanya tenggelam dalam dirinya masing-masing.

Wriothesley mencium istrinya dengan panas dan penuh gairah, mendorongnya hingga kembali berbaring di atas ranjang yang keduanya gunakan dan menarik paha wanita itu hingga menggapit dirinya.

Selagi Duke menciumnya dengan hangat, dia berbisik dengan suaranya yang berat, "Duchess... kau tampak hebat lagi hari ini."

[Name] terkekeh dan mengusap leher suaminya yang kekar itu dengan lembut. "Duke, kau tahu kalau hari ini kita punya jadwal yang sangat penting, 'kan?"

Setelah berkata begitu, keduanya berciuman singkat dan Wriothesley membalas, "tugas yang mana? Yang ini atau itu?"

[Name] tergelak mendengarnya. Lagi-lagi keduanya saling mengecup bibirnya satu sama lain dengan panas dan basah.

"Jangan menggodaku," ujar [Name] diselingi kekehan kecilnya.

"Aku menginginkannya." Duke menurunkan wajahnya, mencium leher dan dada istrinya itu. "Kau ini sangat ahli dalam melakukan tugasmu yang satu ini."

Wriothesley memandang [Name] dalam-dalam dan mengecup bibirnya beberapa kali lagi.

"Pertama, kita harus mengakhiri ini dulu." Setelah berkata begitu, [Name] mengecup Duke dengan singkat. "Sebelum ada seseorang yang masuk ke ruangan ini secara paksa karena merasa diabaikan."

[Name] tertawa dan bangun dari posisinya disusul Duke di belakangnya, dia meninggalkan satu ciuman singkat sebelum berdiri dengan sempurna.

Melihat [Name] pergi menjauh darinya tanpa mengenakan apa pun di tubuhnya, Wriothesley menatap tubuh istrinya yang ramping itu sambil tersenyum selagi wanita itu membalutkan handuk di tubuhnya.

Seperti yang dikatakan [Name], seseorang dari arah luar mengetuk pintu kamarnya. Wanita itu segera melempar bath robe kepada Wriothesley yang langsung pria itu kenakan dengan terburu-buru sebelum skenario berikutnya terjadi.

Di balik pintu, seseorang dengan suara lantang dan penuh kekesalan, mulai menggerutu dengan tangannya terangkat di depan lubang kunci sambil menggenggam kawat di ujung jarinya.

"Ayah, Ibu, kenapa bangunnya siang sekali? Apa Ayah lupa kalau Ayah sudah janji akan membiarkanku menggantikan tugas pagi Ayah?"

"Ayah ingat," jawab Wriothesley datar, lalu perempatan di dahinya muncul. "Ngomong-ngomong, bukankah Ayah sudah bilang untuk tidak mencungkil pintu kamar Ayah, Alex?"

"Itu salah Ayah karena terus mengganggu Ibu."

Anak laki-laki yang berdiri di depan Wriothesley memiliki rambut lurus yang jatuh ke depan wajahnya berwarna hitam dengan aksen abu-abu, kulit putih yang bersih, mata besar berwarna kelabu pucat dengan lipatan matanya, serta memiliki hidung dan garis bibir yang tegas. Tubuhnya terlampau tinggi daripada anak-anak seusianya. Anak itu memiliki penampilan luar biasa tampan dan mengagumkan yang terpancar dari wajahnya, hingga membuat orang teringat pada seseorang yang sudah mereka kenal.

Bagi orang-orang di Benteng Meropide, semua orang akan langsung mengenali anak ini. Pasangan Ayah dan putra ini adalah Wriothesley dan Alexandre, keduanya sangat mirip baik dari wajah, caranya berbicara, sampai sifatnya.

Entah sudah berapa kali Wriothesley harus mengganti kunci kamarnya karena putranya selalu bisa mencungkil pintunya dengan mudah.

Melihat perdebatan kecil itu, [Name] mendekat ke arah pintu dan berjongkok kemudian berkata dengan tenang, "terima kasih karena sudah membangunkan Ayah dan Ibu, Alex. Ayah akan segera bersiap-siap, apa Alex bisa menunggu sebentar lagi?"

✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang