Seperti yang [Name] duga, Daphne pasti ingin melakukan hal yang pernah ia katakan sebelumnya. Namun entah kenapa sejak ia keluar dari aula pesta, Wriothesley tidak membiarkannya menjauh darinya.
Pasti wanita di sampingnya ini mengira dirinya saat ini sedang sangat posesifnya pada sang Duke, dan dia tidak memberikan waktunya untuk berdua saja dengannya. Ya, itu tidak salah juga, pikirnya.
Sebelum ketiga orang itu sepenuhnya keluar dari area gedung pesta, tiba-tiba Daphne memanggil. "Yang Mulia."
Wriothesley berhenti melangkah dan ia menoleh bersamaan dengan gadisnya itu. "Ada apa?"
"Aku menyukaimu. Aku... sudah lama menyukaimu."
Ini dia.
Mungkin Wriothesley tidak menyadarinya, tapi saat ini tangannya reflek menggenggam tangannya dengan kuat. [Name] diam saja.
"Aku...."
"Sudah cukup, Daph—!" Wriothesley berhenti berbicara saat tiba-tiba [Name] menepuk bahunya lembut. Gadis itu menggeleng.
Dia menoleh kepada Daphne dan berkata, "sepertinya ada banyak hal yang ingin kau katakan. Aku akan pergi lebih dulu, silakan dilanjutkan."
"[Name] ...!"
"Yang Mulia." Saat itu gadisnya hanya menyunggingkan senyuman cerianya. "Tolong jangan terlalu dingin padanya."
Ia lalu pergi begitu saja. Wriothesley mengembuskan napasnya, alisnya berkerut. Ekspresinya tampak kesal. Setelah itu, hening sejenak. Wanita dihadapan sang Duke kembali membuka mulutnya, "maafkan aku...."
"Kenapa kau meminta maaf padaku? Seharusnya kau bilang itu pada calon suamimu."
"Yang Mulia, aku... aku bersungguh-sungguh. Aku hanya tidak terlalu berani untuk—"
"Aku pun serius dengan [Name], Daphne. Tolong jangan dilanjutkan lagi."
"Aku tahu ...!" Wanita itu menatapnya dalam. Seolah tahu hal ini akan terjadi. "Nona [Name] sebelumnya memintaku untuk tidak mengatakan ini, tapi aku tetap ingin mengatakannya. Mungkin dia tahu kalau rasanya akan sangat menyesakkan seperti ini...."
Wriothesley menatap wanita itu dalam diam. Sebelumnya [Name] juga memberikan isyarat padanya seperti tahu apa yang ingin ia katakan padanya.
Sebetulnya Wriothesley menyadari perasaan wanita ini sejak lama, tapi dia tetap bersikap layaknya saudara dan bertanggung jawab atas semua pengalaman buruknya di masa lalu. Oleh karena itulah ia meminta [Name] untuk tetap tinggal dan melihat bagaimana dia menolaknya, tatkala dirinta takut memunculkan kesalahpahaman lagi diantaranya.
Namun sepertinya gadis itu memiliki pikiran yang sedikit berbeda darinya.
"Sepertinya tidak ada tempat di hatimu lagi," ucap wanita itu lagi. "Awalnya aku hanya ingin menguji Nona [Name], apa dia hanya bermain-main denganmu atau tidak. Tapi melihatmu tersenyum dan tertawa hanya dengan memikirkannya, aku jadi marah dan sakit. Padahal saat kecil dulu, kau tidak pernah terlihat seperti itu. Aku begitu iri melihat kalian berdua. Karena itulah aku memutuskan untuk memastikan perasaanku sekali lagi dengan mengatakan perasaanku yang sebenarnya."
"Tepat sebelum pernikahanmu...."
"Maaf...." Intonasinya merendah, wanita itu terdengar menyesal. "Kupikir aku sungguh sudah melupakan perasaanku padamu, tidak kusangka akan sesulit ini."
"Kau tahu kalau itu bukan hal yang seharusnya kau lakukan, bukan?"
"... maafkan aku. Aku sungguh-sungguh minta maaf."
"Aku akan menganggap kau tidak pernah mengatakan hal itu, sebaiknya kau tidak mengatakan hal ini juga pada siapa pun."
"Yang Mulia...."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanficAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...