"Astaga, Yang Mulia!?"
"Kau belum makan, 'kan?"
"Ah, sudah waktunya makan malam? Maaf, aku tidak memeriksa jamnya."
Malam itu Wriothesley datang ke Mess-nya sambil membawakan satu set makanan lengkap untuk porsi dua orang. Betapa terkejutnya [Name] dengan kedatangannya itu.
Walaupun sejujurnya [Name] senang karena itu pertama kalinya pria di depannya ini membawakannya makanan, tetapi ada perasaan tidak enak karena dia melakukannya.
[Name] pun mempersilakan Wriothesley untuk masuk ke dalam Mess-nya, menyiapkan meja untuk sang Duke dan dirinya makan malam bersama di sana dengan wajah gembira dan senyuman yang tak hilang di bibirnya.
"Apa menu makan malamnya selalu selengkap ini?" tanya [Name] penasaran.
Dihadapannya ada semangkuk sup dan salad, dengan seporsi daging panggang besar dengan kentang tumbuk, ditambah buah-buahan yang dipotong kecil. Hidangan full-course yang sangat mewah di Benteng Meropide.
Biasanya untuk makan malam, [Name] hanya memakan ikan dan kentang goreng ditambah puding dan segelas kopi untuk menemaninya bekerja semalaman. Namun hari ini berbeda.
"Tidak. Ini aku yang membuatnya."
[Name] menatap Wriothesley dengan ekspresi tidak percaya. Ia tertawa kecil dan berkata, "... oh, astaga! Sungguh? Tak heran, makanannya sangat mewah."
"Karena kau pernah berkata ingin memakan masakan buatanku, jadi aku membuatnya."
[Name] terenyuh, dia tersenyum pada sang Duke dan terkekeh. "Yang Mulia mengingatnya?"
"Ya, karena itu makanlah."
Suara dentingan peralatan makan terdengar menggema di dalam Mess, [Name] dan Wriothesley mulai menikmati makanannya masing-masing.
Saat [Name] menyuap sesondok sup ke dalam mulutnya, dia mengeluarkan suara erangan tatkala dirinya sangat menikmati makanannya.
"Hm!" Kedua alisnya naik, dia menatap Wriothesley yang antusias. "Sudah kuduga kalau Yang Mulia pandai memasak. Aku semakin ingin menikah dan tinggal di sini denganmu."
Usai menelan makanan di dalam mulutnya, Wriothesley bertanya, "biasanya kau makan apa di rumah?"
"Hmmm?" Sambil mengunyah, [Name] berpikir sejenak. "Tidak ada yang istimewa. Biasanya aku membelinya karena tidak sempat untuk masak sendiri."
Itu kebenaran. Memikirkan pekerjaannya yang memaksa dia untuk berlari kesana-kemari demi mengejar berita, lalu lembur di kantornya untuk mengolah berita yang akan turun cetak, tidak ada waktu baginya untuk memasak saat makan malam. Bahkan ia sering melewati sarapannya atau paling sederhana ia hanya memakan roti isi dengan jus yang ia beli di café dekat kantornya.
Sebetulnya alasan lain ia jarang memasak untuknya karena [Name] tidak benar-benar pandai memasak. Ia bisa, tentu saja. Sekadar bisa dan bukan ahli. Dia masih bisa membuat roti panggang dengan isian, memasak sosis dengan baccon dan telur, atau masakan sederhana lainnya yang tidak memerlukan proses panjang.
Dengan kata lain, apa yang dihidangkan Wriothesley untuknya malam ini benar-benar istimewa.
"Apa ada makanan yang kau suka?" tanya Wriothesley lagi.
[Name] tersenyum penuh makna dan menatap Duke dengan pandangan berkilat-kilat.
"Apa Yang Mulia akan membuatkanku itu?" [Name] memasukan sepotong daging dengan kentang tumbuk ke dalam mulutnya. Dia berpikir sejenak. "Aku bisa makan apa saja, tapi kalau yang kusuka... telur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanfictionAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...