"Bagaimana setelannya? Apa ada yang kurang pas?"
"Hmm. Tidak ada masalah, jahitannya bagus seperti biasa."
Wriothesley mengenakan jas yang [Name] siapkan di belakangnya, kemudian menggerak-gerakan lengan untuk mengepasnya. Lebar bahu dan panjang lengannya juga sudah pas. Lalu pria itu mematut dirinya di depan cermin.
Chiori memang selalu bisa diandalkan untuk hal-hal seperti ini. Dasi dan sapu tangan yang dikirimkan dengan jasnya juga sangat bagus.
[Name] pun mulai melingkarkan dasi di leher sang Duke seperti sebuah kebiasaan, saat itulah Wriothesley bisa menyadari sesuatu.
"Hari ini kau menggerai rambutmu?" tanya pria itu. Selagi gadisnya berkutik pada dasinya, ia menyentuh rambutnya yang terurai menutup lehernya.
"Berkat Yang Mulia, aku harus melakukannya hari ini."
Wriothesley membeku sejenak sebelum terkekeh dan dia tersenyum misterius. "Begitu, ya."
"Jangan tertawa."
Setelah berkata begitu, [Name] berjalan ke arah meja kecil yang berdiri tak jauh di belakangnya, saat itulah Wriothesley menatap gadisnya dengan seksama.
Dia mengenakan dress merah yang terbuat dari sutra dan pas ditubuhnya hingga lekukannya terlihat. Gadis itu kecil dan ramping, sangat menganggumkan.
"Kau juga menggunakan pakaian seperti itu," ucap Wriothesley.
Mendapati respons kurang menyenangkan dari Wriothesley, [Name] bertanya dengan cemas sambil mematut dirinya di cermin yang sama setelah selesai memilih brooch yang ada di atas meja.
"Memangnya kenapa? Apa aku terlihat aneh?"
"Tidak. Sama sekali tidak aneh." Sambil bilang begitu, Wriothesley berbisik di telinga gadisnya dengan suara berat, "hanya saja... sepertinya berbahaya."
Alis [Name] naik sebelah. "Berbahaya?"
"Untukku."
Mendengar candaan Wriothesley, perempatan di dahi [Name] muncul. "Tidak boleh, Yang Mulia. Kita sudah terlambat."
Selesai mengaitkan brooch pada dasi sang Duke, [Name] membalikan punggungnya dan meraih mantel yang ada di atas sofa. Melihat itu, Wriothesley mendekatinya dan melingkarkan tangannya di pinggang [Name] lalu mencium tengkuknya yang terekspos.
"Wriothesley!?"
Tubuh [Name] semakin bergetar saat Wriothesley tidak menghentikan kegiatannya sama sekali dan terus melakukannya. Gadis itu bahkan bisa merasakan tangannya sudah bersiap menurunkan ritsleting di punggungnya.
Sebelum pria itu sungguh melakukannya, terdengar suara ketukan pintu yang keras dan diikuti kedatangan orang yang tak diduga sebelumnya.
"Kenapa kalian lama sekali?" Ujar Clorinde dingin padanya. Lalu perempatan di dahi Wriothesley muncul. "Cepatlah, semua sudah menunggu."
Lalu wanita itu pergi. Di balik punggungnya, [Name] bisa merasakan dengan jelas aura panas yang membara dari sana.
Wriothesley, yang merasa saat-saat manisnya diganggu oleh Clorinde, menatap tangga dengan tatapan membunuh seolah ia siap memberikan tinju bagi siapa pun orang yang masuk dari sana. Saat itu [Name] hanya tertawa menanggapinya.
"Dia pasti sengaja melakukannya," Wriothesley berujar sinis.
Gadis itu memutar tubuhnya dan menatap sang Duke dengan lembut. Kedua tangannya menangkup wajah Wriothesley hangat, ia berkata, "lihat wajah siapa yang sedang kecewa ini."
"Jangan menggodaku."
[Name] tergelak lalu mencium bibirnya singkat. "Sudah. Hari ini, cukup itu saja dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x Reader
FanfictionAda sebuah buku terkenal yang beredar di dunia atas dan bawah laut Fontaine. Ceritanya mengenai seorang Duke muda berambut hitam dengan mata kelabu pucat. Sangat familiar, bukan? Siapa pun akan menyadarinya siapa karakter yang dimaksud walaupun penu...