Epilogue : Chapter 1

868 129 49
                                    

Sore itu, [Name] dan Wriothesley bersama-sama pergi ke Poisson untuk menghadiri pesta teh kecil yang disiapkan Navia di sana.

Lantaran [Name] datang lebih awal untuk pesta teh, sementara Wriothesley tengah mengobrol dengan orang-orang di Poisson, [Name] pergi menghampiri Navia yang sedang mempersiapkan pestanya.

"Ya, ampun. Duchess, selamat datang. Saya benar-benar tersanjung dengan kedatangan Anda."

[Name] terkekeh dan memukul bahu Navia pelan, dia tersipu. "Jangan bicara seperti itu, Navia. Kau ini bukan orang asing."

Navia terkekeh dan menggamit lengan [Name]. "Aku hanya bercanda."

[Name] menyunggingkan senyuman. "Bagaimana persiapannya?"

"Semuanya sempurna."

Namun pandangan Navia ke arah gadis itu menerawang, dia menatapnya dengan ekspresi cemas.

"Apa Yang Mulia memperlakukanmu dengan baik?"

Alis [Name] terangkat, ia bingung. "Ya? Kenapa tiba-tiba bertanya?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau bertengkar lagi dengannya?"

"A-apa? Tidak, kami tidak bertengkar! Yang Mulia memperlakukanku seperti biasa." [Name] menjawab dengan panik, ia mengibaskan kedua tangannya di udara.

Meskipun [Name] menjawabnya sambil tersenyum cerah, tapi Navia tidak melepaskan pandangan darinya. Ia masih memandang [Name] dengan ekspresi serius.

"Aku cemas karena melihat wajahmu sedikit kurang baik."

[Name] secara refleks menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Dia membalas Navia dengan canggung, "... apa sangat terlihat? Tapi aku sudah memeriksanya kepada Suster Kepala Sigewinne, dia bilang tidak ada masalah."

"Oh? Apa aku salah lihat?"

"Tidak kok." [Name] dan Navia pun berjalan ke arah sofa yang ada di belakang mereka. "Belakangan ini aku juga sering merasa lelah dan tidak fokus, jadi mungkin itu tidak salah."

"...!"

Ekspresi Navia seketika berubah cerah. Dia selalu berekspresi seperti ini setiap kali melakukan sesuatu yang sangat ia sukai selain pekerjaannya di Spina di Rosula.

Bahkan ketika persiapan pernikahan [Name] dan Wriothesley, dia yang paling tekun dan antusias untuk melakukannya, dan marah saat mendengar Wriothesley berniat hanya membuat pestanya dirayakan cukup dengan orang-orang di Benteng Meropide.

Ya, Navia adalah sekian dari teman-temannya yang memperlakukan [Name] dengan sangat baik dan gadis berambut pirang itu kini menggenggam kedua tangannya dengan hangat.

"[Name]! Kau tidak perlu pikirkan itu, jangan merasa terbebani! Kau mengerti?"

"O-oh... aku mengerti...."

"Aku akan mengambilkan selimut untukmu, jadi kau istirahat saja di sini sampai pestanya dimulai. Mengerti, 'kan?"

"Iya, Navia."

[Name] menjawab dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Dia tersenyum dengan menautkan kedua alisnya naik, sementara Navia yang ada dihadapannya tersenyum lebar.

Navia pada akhirnya meninggalkan [Name] di sofa sendirian setelah dia memberinya selimut yang ia katakan sebelumnya. Awalnya ia hanya menatap termenung ke arah luar jendela.

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

Poisson.

Kota yang tenang di kaki Mont. Automnequi. Walaupun seperti tempat yang sudah lama ditinggalkan, tapi penduduknya selalu ramai di sini. Duke jarang ke tempat ini kecuali untuk hal yang penting, bagaimana pun orang-orang akan bergidik jika melihatnya datang tanpa alasan.

✅️ [21+] I'll Taming the Duke and Marry Him! | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang